Jakarta, Beritasatu.com - Fenomena La Nina yang datang seiring dengan masuknya musim hujan perlu diwaspadai. Mitigasi nonstruktural berupa perilaku masyarakat harus dioptimalkan untuk mencegah ancaman bencana hidrometeorologi.
Ancaman bencana yang mengintai dengan bertambahnya curah hujan tersebut antara lain adalah banjir, longsor, dan banjir bandang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan, dari prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah yang akan terdampak La Nina adalah Pulau Jawa dan sebagian besar Indonesia bagian timur. Sedangkan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali tidak terlalu terdampak.
Di Pulau Jawa, bencana kerap kali menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi.
"Awal tahun ini, longsor di Jawa Barat, Banten dan Jakarta menyebabkan jatuhnya korban jiwa lebih dari 60 orang. Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur juga sering terjadi banjir," katanya dalam dialog virtual saat mengunjungi 0 kilometer Ciliwung di Telaga Saat, Cisarua, Bogor, Selasa (20/10/2020).
Wilayah lain yang juga rawan banjir, longsor, dan banjir bandang adalah Sulawesi Utara, Tengah dan Tenggara yang juga berpotensi besar terdampak La Nina. Untuk Kalimantan Timur, wilayah tersebut juga rawan tanah longsor dan banjir bandang.
"Ancaman La Nina biasanya diikuti bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Yang paling penting adalah mitigasi nonstruktural masalah kultural perilaku," ucap Doni.
Jika masyarakat sudah mempersiapkan diri dan menjaga lingkungan dan membangun kesiapsiagaan, maka risiko korban jiwa bisa dikurangi ketika bencana datang.
Beberapa tahun terakhir, lanjutnya, BNPB melihat hal positif yang dilakukan banyak pimpinan di daerah dengan melibatkan begitu banyak komponen ketika ada informasi curah hujan tinggi. Masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai mengikuti informasi dari hulu untuk keperluan evakuasi. Dengan demikian, ketika bencana datang masyarakat selamat.
Demikian juga informasi peringatan dini bencana bagi masyarakat yang tinggal di lereng perbukitan atau gunung. Evakuasi sementara dilakukan ketika longsor terjadi, sehingga manusianya selamat.
Sumber: Suara Pembaruan