Jakarta, Beritasatu.com - Anggota Komisi IV DPR Yohanis Fransiskus Lema atau yang akrab disapa Ansy Lema mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) betul-betul menjadi pertahanan terakhir melindungi Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Hal itu penting agar Komodo, satwa endemik, dan beragam vegetasi baik darat maupun laut di kawasan tersebut tetap terjaga.
“Foto tersebut mengirim pesan simbolik bahwa Komodo tidak nyaman dengan model pembangunan Jurassic Park di TNK. Karena pembangunan tersebut melibatkan truk dan alat berat yang memasuki kawasan konservasi TNK. Komodo terusik dengan pembangunan massif berbasis teknologi, karena mengganggu ekosistem lingkungan di TNK” ujar Ansy Lema dalam pernyataan tertulis yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Minggu (25/10/2020).
Ia menanggapi sebuah foto yang beredar luas terkait pembangunan di kawasan TNK. Dalam foto tersebut, seekor Komodo menghalangi truk pembawa muatan untuk pembangunan model Jurassic Park yang kini dilakukan Kementerian PUPR di Pulau Rinca.
Ansy mendesak, KLHK untuk memahami dan menjalan perannya bukan sebagai pemberi izin, tetapi penjaga konservasi TNK. KLHK harus mengawal agar regulasi dan kebijakan terkait TNK tidak bertentangan dengan spirit konservasi. KLHK memastikan agar betonisasi yang sedang dilakukan melalui pembangunan infrastruktur Geopark tidak mengganggu citra pariwisata berbasis alam sebagai jualan utama pariwisata Labuan Bajo.
“KLHK harus memahami perannya bukan sebagai pemberi izin pembangunan, tetapi harus memastikan-mengawal agar konservasi TNK dan kelangsungan Komodo tidak terancam oleh pembangunan infrastruktur. Jika pembangunan dan penataan TNK telah salah arah, KLHK harus berani menyampaikan kepada pemerintah untuk membatalkan atau mengembalikannya kepada spirit konservasi,” tegas Ansy.
Foto tersebut, kata dia, juga dapat menjadi pengingat bahwa proses pembangunan dan pengelolaan TNK harus berdasarkan prinsip konservasi, yakni mengutamakan konservasi Komodo dan beragam vegetasi darat dan laut. Ini secara konsisten dipegang teguh dalam proses pembangunan dan pengelolaan di TNK saat ini.
“Tujuan dan motivasi mulia dari sebuah pembangunan juga tercermin dari prosesnya. Begitupun di TNK. Fakta saat ini menunjukkan sebaliknya. Yang kita lihat, proses pembangunan TNK tampak mulai meninggalkan semangat konservasi tersebut. Kita harus tetap sepakat bahwa kelangsungan hidup Komodo dan ekosistem di dalamnya adalah prioritas utama. Jangan sampai pembangunan TNK menjadi pintu masuk bagi kepunahan Komodo karena lingkungannya diganggu,” tegas Ansy.
Ketika bertemu masyarakat lokal Komodo baru-baru ini, Ansy mengaku mendengar cerita tentang mata rantai ekosistem antara Komodo, manusia, berbagai satwa dan vegetasi alam dan laut di TNK. Berbagai penelitian ahli turut mengonfirmasi cerita tersebut. Masyarakat meyakini, kunci binatang purba itu bertahan selama empat juta tahun lalu karena jalinan rantai ekosistem alami tersebut.
Sumber: BeritaSatu.com