Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Pencegahan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, mengatakan, keterlibatan kampus adalah kunci mencegah radikalisasi di lingkungan perguruan tinggi (PT).
Untuk itu, BNPT mengapresiasi inisiatif kampus-kampus dalam melawan radikalisme dengan program-program yang dimiliki PT, yang di antaranya adalah program Pesantren Pencerahan Qalbu bagi mahasiswa dan dosen di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
"Pesantren Pencerahan Qalbu bagi mahasiswa, dosen, dan pejabat UMI adalah salah satu contoh vaksinasi ideologi terhadap virus radikalisme” ucap Nurwakhid pada Dialog Pelibatan Civitas Academica dalam Pencegahan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Sulawesi Selatan di Kampus UMI, Makassar, Selasa (3/11/2020).
Ia mengungkapkan, akar masalah besar terorisme adalah ideologi. Ideologi menyimpang yang menjadi motif radikal terorisme yang bisa dipicu oleh beberapa faktor utama, seperti politisasi agama, ekonomi, kebencian, dendam, ketidakpuasan, dan pemahaman agama yang tidak kafah.
Karena itu, penguatan civil society, khususnya dalam lapisan lingkungan akademik, masyarakat kampus dan organisasi mahasiswa adalah penting untuk selalu dilakukan. Pasalnya, radikal terorisme adalah musuh bersama yang merupakan ancaman atas keberlangsungan berbangsa dan bernegara.
"Formulasi Pancasila yang digodok oleh founding father bangsa ini adalah substansi yang digali dari nilai nilai agama dan budaya. Mengamalkan Pancasila dengan benar adalah mengamalkan nilai agama, dan itu perlu terus disemai di dunia akademik,” katanya.
Ia menyatakan, terorisme adalah kejahatan luar biasa, kejahatan kemanusiaan, dan kejahatan pidana. Oleh karena itu penanganannya harus secara komprehensif dan holistik karena akar terorisme adalah radikalisme yang menjiwai gerakannya.
Rektor UMI, Basri Modding, menyampaikan, UMI menginisiasi program Pesantren Pencerahan Qalbu bagi mahasiswa, dosen dan pejabat di lingkungan kampus untuk menanamkan karakter atau akhlak yang baik.
Di situ juga ditanamkan nilai-nilai saling mengasihi sesama makhluk, yang pada gilirannya akan mencegah masuknya paham radikal, apalagi terorisme.
Sumber: ANTARA