Jakarta, Beritasatu.com – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra meminta para pemilih agar membawa alat tulis sendiri dari rumah saat pencoblosan tanggal 9 Desember 2020 mendatang. Hal itu agar tidak memakai alat tulis yang sama secara berulang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna mencegah penyebaran Covid 19 lewat alat tulis.
“Bawa alat tulis masing-masing untuk mengisi daftar hadir di TPS,” kata Ilham dalam diskusi webinar atau virtual yang diadakan KPU Pusat di Jakarta, Rabu (12/11/2020). Kegiatan itu berupa sosialisasi tata cara pemungutan suara dan perhitungan suara Pilkada 2020.
Ia menjelaskan KPU memang menyediakan alat tulis di TPS. Tetapi lebih bagus jika bawa alat tulis sendiri. Selain alat tulis, KPU juga beranggapan bahwa para pemilih membawa masker sendiri dari rumah karena sudah menggunakan masker saat menuju TPS.
“Jika tidak memakai masker, nanti disiapkan petugas di KPU. Tetapi kami berpandangan setiap pemilih pasti sudah memakai masker dari rumah. Karena itu, nanti kita siapkan hanya sekitar 20 persen untuk masker. Kemudian nanti dilihat apakah sudah memakai masker dengan benar sampai di dagu atau tidak,” jelas Ilham.
Menurutnya, ada banyak hal lain yang terjadi di TPS pada pencoblosan tanggal 9 Desember mendatang. Hal-hal itu tidak pernah ada pada Pemilu atau Pilkada selama ini.
Pertama, jumlah pemilih tiap TPS berkurang dari 800 orang menjadi 500 orang. Kedua, petugas KPPS akan menyediakan tempat cuci tangan dan tempat sampah di TPS. Ketiga, petugas menyediakan termometer pengukur suhu tubuh. Keempat, menyediakan semprotan disinfektan. Kelima, menyediakan bilik khusus untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid 19.
Dalam proses coblos, dia menjelaskan sebelum daftar hadir, pemilih cuci tangan terlebih dahulu. Kemudian diukur suhu tubuh. Jika suhu di bawah 37,3 derajat celcius, akan bisa langsung mengisi daftar hadir. Jika suhu diatas 37,3 derajat celcius, harus masuk ke bilik khusus untuk pemilih dengan kategori OTG Covid 19.
“Nanti petugas akan mengatur jaga jarak. Pemilih akan datang sesuai jadwal yang telah dibagikan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, Red),” jelas Ilham.
Baca juga: Bawaslu Ingatkan KPU soal Kesulitan Penggunaan Sirekap
Dia juga menyebut sebelum pemilihan, para pemilih akan dibagikan sarung tangan plastik. Setelah itu baru masuk TPS untuk memilih. Diharapkan tidak menyentuh apa-apa di TPS, selain kertas suara.
Setelah coblos, pemilih membuka sarung tangan dan dibuang ke tempat sampah. Kemudian petugas akan meneteskan tinta ke pemilih sebagai tanda sudah mencoblos.
“Tidak ada lagi celup jari habis coblos. Nanti petugas yang tetes tinta. Setelah ditetes tinta, pemilih cuci tangan lagi baru pulang,” tutur Ilham.
Dia meminta para pemilih agar tidak berkerumun di TPS saat perhitungan. Biarkan petugas yang menghitung, disaksikan para saksi dari calon. “Supaya tidak berkerumun,” tutup Ilham.
Sumber: BeritaSatu.com