Jakarta, Beritasatu.com - Kalangan pelajar hingga santri harus dapat memahami dan memaksimalkan literasi digital sehingga menguasai ruang publik di era revolusi industri.
"Pelajar dan santri harus dapat menjadi kreator digital yang terdidik dan terlatih di generasi ini," kata Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdhlatul Ulama (NU), Muhammad Chasan Fauzi, di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
Pelajar kata dia, jangan sampai gagap dengan dunia digital. Fenomena yang terjadi ialah mereka banyak yang memanfaatkan media sosial, tetapi tak sedikit yang jadi korban karena belum menguasai literasi digital dengan baik.
Sebelumnya, diselenggarakan diskusi interaktif bertajuk Halaqah Santri Digital dengan tema "Menjawab Tantangan New Normal Melalui Kreasi Konten Digital". Seminar bertujuan memperkuat pemberdayaan santri, khususnya meningkatkan keterampilan dan kompetensi berbasis teknologi digital.
Kegiatan itu digagas MataAir Foundation dengan menggandeng Direktorat PD Pontren Kemag dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus.
Ketua Yayasan MataAir Abdurrahman Shaleh Fauzi, menilai, pemanfaatan media sosial sangat relevan dengan kondisi saat ini. Pandemi Covid-19 telah memaksa pelajar untuk dapat lebih memanfaatkan literasi digital karena berkurangnya pertemuan tatap muka.
"Pandemi memaksa kita untuk masuk dalam dunia digital lebih dalam, ini menjadi satu satunya cara kita berkomunikasi sehari-hari agar tetap produktif dan tidak ketingggalan informasi," kata Abdurrahman Shaleh Fauzi.
Dalam kesempatan itu dia berharap kalangan pelajar dan santri mampu mengelola media sosial sebaik mungkin dengan menghindari dampak negatif.
Sumber: BeritaSatu.com