Jakarta, Beritasatu.com - Sebanyak 85,54 kilogram sabu, 50.000 butir pil ekstasi, 29 paket ganja diamankan oleh tim gabungan BNN, Bea Cukai, dan Korps Polairud Baharkam Polri dalam operasi laut interdiksi terpadu sejak awal November 2020.
"Di awal November kita melakukan Operasi Purnama (Gempur Peredaran Narkoba Bersama-sama) menggunakan 4 kapal Korpolairud, 7 kapal Bea Cukai dan puluhan personel dari masing-masing instansi dengan sasaran perairan Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Selat Makassar," ujar Kepala BNN Heru Winarko, Senin (23/11/2020) di Markas BNN Cawang Jakarta.
Ia menyebutkan barang bukti yang diamankan BNN didapat dari 5 kasus berbeda dengan jumlah tersangka sebanyak 20 orang.
"Bermula dari kasus 52 kilogram sabu di perairan Dumai pada 6 November, penindakan 33 kg sabu di perairan Batam pada 12 November, penindakan 541 gram sabu yang disembunyikan dalam dubur pada 13 November di Batam, peredaran ekstasi seberat 23,11 kg di Perairan Aceh Utara pada 16 November, dan 30 gram ganja di perairan selat Malaka pada 17 November," tutur Heru Winarko.
Dikatakannya pada umumnya para pengedar narkotika masuk ke Indonesia berasal dari luar negeri menggunakan jalur laut.
"Rata-rata lewat perairan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Operasi ini yang pertama kali kita lakukan gabungan. BNN juga menggunakan satelit bersama-sama bea cukai dan ditpolair. Ini wujud kebersamaan kita, menunjukkan kepada para penyelundup bahwa kita eksis dalam menjaga Indonesia dari peredaran narkotika dan operasi seperti ini akan kita lanjutkan kedepannya," tandas Heru Winarko.
Sementara itu, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan dengan kerja sama dalam operasi laut interdiksi tersebut tidak ada overlaping antara instansi dan pengungkapan kasus bisa berjalan dengan efisien.
"Sehingga dalam pengungkapan dan pengembangan kasus lebih mudah. Ini pesan kepada para mafia narkoba, kita semakin efektif ada dimana saja. Titik rawan masih sama perairan pesisir Timur Sumatera hingga Barat Kalimantan. Kemungkinan mereka mencari jalur masuk lain kita akan tetap cari jalur masuknya. Ada trend mereka memecah dalam jumlah kecil namun frekuensi banyak. Untuk itu tangkapan kita melalui ekspedisi meningkat dua kali lipat," tutur Heru Pambudi.
Lebih lanjut Kakorpolairud Baharkam Polri, Kombes Pol Badhar mengatakan pihaknya merasakan kerja sama antar instansi berdampak langsung pada hasil tangkapan barang bukti yang lebih besar.
"Dengan kerja sama ini yang biasanya informasi lambat, patroli tidak seperti menggergaji di laut, informasi lebih cepat dengan keterbatasan sarana dan logistik sehingga barang bukti bisa terungkap dalam jumlah besar," ujar Badhar.
Sumber: BeritaSatu.com