Medan, Beritasatu.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) akan meminta masukan dari pakar kesehatan anak, ahli pendidikan, pemuka agama maupun ahli psikologi anak sebelum membuka proses belajar tatap muka di sekolah.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, masukan dari berbagai kalangan ini dibutuhkan karena sebelum menghentikan proses belajar tatap muka di awal pandemi pada bulan Maret 2020 lalu, pemerintah menerima masukan itu.
"Meski sudah zona oranye, untuk membuka kembali sekolah dalam belajar tatap muka mendatang, kita tidak mau terburu-buru. Keselamatan anak-anak ini tetap kita utamakan. Tidak boleh gegabah," ujar Edy Rahmayadi di Medan, Selasa (24/11/2020).
Jumlah total seluruh sekolah di Sumut sebanyak 17.146 sekolah. Jumlah ini dengan perincian tingkatan sekolah dasar (SD) sebanyak 10.779 sekolah, SMP berjumlah 3.747 sekolah, SMA sebanyak 1.617 sekolah dan SMK 1.003.
Gubernur Edy menyampaikan, proses belajar untuk kalangan pelajar secara daring masih dilaksanakan sampai akhir Desember 2020. Pemprov Sumut akan mengajak pakar kesehatan, pemuka agama, tokoh pendidikan untuk berdiskusi terlebih dahulu.
"Rencana melakukan pertemuan dengan kalangan pakar ahli ini, rencananya kita lakukan pada awal Januari 2021. Masukan dari semua pihak ini sangat dibutuhkan untuk memutuskan masalah pendidikan anak-anak ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, mantan Pangkostrad ini meminta orangtua murid, kalangan guru maupun pelajar di sekolah, supaya bisa bersabar menunggu keputusan dan izin dari pemerintah dalam membuka sekolah untuk belajar tatap muka.
"Kunci utama untuk mempercepat proses belajar tatap muka di sekolah, berada di tangan masyarakat. Jika masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, pandemi Covid-19 ini pasti berakhir dan sekokah dapat dibuka," sebutnya.
Sumber: BeritaSatu.com