Jakarta, Beritasatu.com - Selain dikenal sebagai penyanyi, Andien kini menjadi salah satu pegiat gaya hidup ramah lingkungan. Dia secara konsisten terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga lingkungan. Dia mengakui bahwa aksi untuk menjaga masa depan berkelanjutan ini, dimulainya dari hal-hal kecil sejak tahun 2018.
Andien mulai berpikir untuk berperan dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan setelah menyadari banyaknya kerusakan yang disebabkan oleh gaya hidup kita sendiri.
"Di keluarga aku sering travelling. Kita sesekali justru refreshing-nya bersihin sampah, aku ajak anakku, jadi membuat itu jadi sesuatu yang menyenangkan. Di rumah pilih-pilih sampah juga, sudah mengkompos itu sudah dua tahun, mengurangi penggunaan plastik," ujar Andien dalam webinar katadata yang digelar pada Selasa (24/11/2020).
Selain aksi kecil dalam keluarganya, Andien juga mendirikan Yayasan Setali. Bersama yayasan tersebut, ia mengampanyekan penggunaan produk fashion yang merupakan barang daur ulang.
Menurut Pendiri Komunitas Zero Waste Indonesia, Maurilla Imron, saat ini kesadaran serupa yang dirasakan oleh Andien ini sudah mulai berkembang luas di tengah masyarakat, khususnya generasi milenial. Maurilla mengatakan, berdasarkan surveinya sudah lebih dari 50% generasi milenial yang saat ini merasa bertanggung jawab atas lingkungan.
"Hampir 3 tahun ini bisa terlihat dari tren yang ada di masyarakat mengenai gaya hidup berkelanjutan. Ada sebuah kebanggaan tersendiri mereka melakukan itu, sekarang juga sudah jauh lebih banyak influencer bahkan juga bisnis yang membahas hidup berkelanjutan," ujar Maurilla.
Upaya Unilever
Bicara soal andil dunia bisnis, Unilever sebagai salah satu Fast Moving Consumers Goods (FMCG), di mana produknya digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sudah mulai memperkuat konsep keberlanjutan dan meningkatkan produksi produk ramah lingkungannya.
Upaya ke sana, kata Home Care Director PT Unilever Indonesia Veronika Utama, diwujudkan melalui lima pilar utama yang diperhatikan perusahaan dalam proses produksi.
"Salah satu perwujuduan nyata ini yaitu Home Care, di mana September lalu kita menegaskan produk kami dengan transisi bahan baku yang tadinya 100% carbon, secara parsial kami mulai transisi ke bahan baku terbarukan," tutur Veronika.
Kemudian mereka juga melakukan transisi produk berjejak karbon rendah. Serta pembuatan produk dengan upaya menghemat penggunaan air, kemasan hasil daur ulang, hingga transisi produk berbahan kimia ke produk yang diformulasikan dengan cermat untuk konsumen.
Upaya yang dilakukan perusahaan ini, menurut Produk Development R&D Manager Home Care Unilever Indonesia, Effendi Yonathan, bertujuan untuk mengajak konsumen bisa lebih bijak dalam memilih produk yang digunakan sehari-hari.
Ia memberi tips, agar para konsumen bisa lebih jeli dalam memilih barang-barang yang dipakai.
"Pertama yang kita bisa lihat produk rumah tangga yang biasa kita temuin, yang baik adalah sudah melalui izin registrasi Kemenkes. Dari sana secara regulasi sudah memenuhi minimum persyaratan," ujar Effendi.
Lebih lanjut, konsumen kata dia, juga bisa mengacu pada lima pilar yang diterapkan Unilever. Mulai dari penggunaan kemasan yang bisa dilihat apakah berbahan karbon atau plant base, hingga dari segi instruksi penggunaan air.
Dengan lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, minimal dari langkah kecil sebagai konsumen ini, ia yakin upaya menjaga bumi agar lebih bersih di masa depan, akan lebih mungkin untuk terealisasi.
Sumber: BeritaSatu.com