Medan, Beritasatu.com - Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia Sumatera Utara (PMPHI Sumut) menyebutkan pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution-Aulia Rachman, sulit untuk bisa dikalahkan oleh pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dalam kompetisi Pilkada Medan.
Koordinator PMPHI Gandi Parapat mengatakan, hasil survei dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan di Kota Medan, sekitar 85 persen masyarakat sangat menginginkan adanya perubahan besar di Kota Medan.
"Pasangan Bobby Nasution - Aulia Rachman sulit untuk dikalahkan bila dilihat dari keinginan besar masyarakat. Pasangan ini bisa kalah jika dicurangi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), 9 Desember 2020," ujar Gandi Parapat, Minggu (29/11/2020).
Gandi menyebutkan, kecurangan dalam pilkada oleh pihak tertentu masih berpotensi terjadi. Tidak hanya di Kota Medan namun kecurangan pilkada juga secara umum terjadi di daerah yang melaksanakan pesta demokrasi di Tanah Air.
"Meski rival politik Bobby Nasution - Aulia Rachman merupakan pasangan petahana, namun sepertinya sulit bisa memenangkan kontestasi pilkada. Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat tidak memberikan dukungannya," kata Gandi.
Menurutnya, sebagian masyarakat menolak pasangan nomor urut 1 itu karena masalah banjir, kerusakan jalan dan jalan banyak berlubang yang tidak kunjung diperbaiki. Apalagi, banjir selalu terjadi di Medan.
"Selama bulan September, Oktober, November hingga Desember 2020, merupakan bulan dengan potensi hujan yang cukup tinggi. Mulai dari kampanye hingga pemungutan suara pada bulan 'ember' ini, sepertinya semakin melemahkan pasangan Akhyar - Salman.
Persoalan lainnya, sambung Gandi, Kota Medan sudah tiga kali memiliki pimpinan yang selalu berurusan dengan kasus hukum. Termasuk Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, pasangan Akhyar Nasution saat pilkada tahun 2015 lalu. Saat itu, Akyar sebagai calon Wakil Wali Kota Medan.
"Tiga kali secara berturut - turut Wali Kota Medan tersandung kasus korupsi, yang membuat masyarakat ingin memilih Bobby - Aulia untuk memimpin Kota Medan, bukan mendukung petahana," ungkapnya.
Berdasarkan hail survei, kata Gandi, masyarakat mendukung Bobby - Aulia karena diyakini tidak akan melakukan korupsi. Soalnya, Bobby akan menjaga nama baik mertuanya, Presiden Joko Widodo.
"Alasan lainnya, masyarakat menilai Bobby Nasution akan cepat memajukan Kota Medan, cepat menangani masalah banjir dan memperbaiki kerusakan jalan di Medan. Sebab, Bobby punya ikatan yang kuat untuk koordinasi dengan pemerintah pusat," jelasnya.
Pasangan Bobby - Aulia juga mempunyai kekuatan lain yang tidak bisa diintervensi saat memimpin Kota Medan. Mereka dipastikan menolak pihak yang selalu minta jatah proyek pembangunan dan dapat mencegah praktik fee dari setiap proyek pembangunan.
"Bobby - Aulia juga didukung masyarakat karena dianggap sebagai pemimpin yang dapat mewakili seluruh umat. Pasangan ini dinilai lebih berjiwa nasionalis dan Pancasilais memimpin Kota Medan yang heterogen," sebutnya.
Sumber: BeritaSatu.com