Lembata, Beritasatu.com– Masyarakat yang bermukim di lereng gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mengungsi untuk menghindar dari dampak erupsi gunung api tersebut. Gunung apa tersebut pada Minggu (29/11/11), pukul 09.45 Wita erupsi dengan tinggi kolom mencapai 4.000 meter atau 4 km di atas puncak.
Menurut Thomas, salah seorang warga Desa Lewotolok, Kecamatan Ile Ipe, Kabupaten Lembata, warga yang mulai mengungsi adalah warga di Kecamatan Ile Ipe dan Ile Ape Timur, yang berada di lereng gunung Ile Lewotolok.
"Erupsi pagi ini lebih tinggi membuat masyarakat di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang sedang beribadah dalam gereja berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Saat ini sudah banyak yang lari mengungsi ke tempat yang dirasakan aman," kata Thomas, Minggu siang.
Disebutkan, erupsi Minggu pagi, mengeluarkan lahar panas dan hujan batu. Warga di sekitar lereng gunung api itu panik dan lari meninggalkan rumah mereka.
Thomas menceritakan, erupsi yang terjadi pukul 09.45 Wita itu, berupa semburan abu disertai batu membumbung tinggi ke arah utara dan jatuh menimpa atap-atap rumah penduduk.
Sementara informasi lain yang dihimpun Beritasatu.com menyebutkan, masyarakat di dua kecamatan tersebut telah lari mengungsi diri secara mandiri ke pusat ibu kota Lewoleba. Namun dilaporkan ada banyak warga di beberapa desa seperti Desa Lamawolo, Tokojaeng, Lamau, Lamagute, Waimatan masih terjebak dengan hujan abu yang terus membumbung.
Welem salah seorang warga Lewotolok, Kecamatan Ile Ape, mengatakan, warga Lewotolok banyak mengungsi ke Kecamatan Nubatukan dengan membawa barang seadanya.
Pemerinta Kabupaten Lembata belum berhasil dikonfirmasi, namun aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata bersama Polri dan TNI sedang ikut membantu mengungsikan warga dari desa yang tekena dampak erupsi Ile Lewotolok.
Dilaporkan pula, gempa bumi mengguncang Pulau Lembata pada Minggu sekitar jam 10.00 Wita. Warga menuturkan, gempa disertai guntur membuat mereka sangat ketakutan dan berlari mencari tempat-tempat perlindungan yang aman.
Gunung api Ili Lewotolok pada Minggu pukul 09.45 Wita erupsi. Tinggi kolom mencapai 4.000 meter atau 4 km di atas puncak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berkoordinasi mendata dampak erupsi itu.
"Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, pihaknya sedang melakukan evakuasi warga," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya Munggu (29/11/2020).
Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), teramati kolom abu kelabu tebal condong ke arah timur dan barat. Gempa Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi sekitar 10 menit. Saat ini gunung yang memiliki ketinggian 5.423 meter di atas permukaan laut ini masih berstatus level II atau ‘Waspada.
Terkait situasi aktivitas vulkanik, PVMBG merekomendasikan masyarakat sekitar Gunung Ili Lewotolok agar tidak melakukan aktivitas di dalam zona perkiraan bahaya, sekitar kawah gunung dan di seluruh area dalam radius 2 km dari puncak atau pusat aktivitas gunung.
Sumber: BeritaSatu.com