Jakarta, Beritasatu.com - Jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) masih belum habis meskipun sudah diburu melalui Operasi Tinombala sejak 2016 lalu. Faktor logistik menjadi salah satu sebabnya.
“Suplai logistik dari para simpatisan harus diputus. Itu salah satu sebab mengapa mereka belum habis,” kata seseorang yang mengetahui kelompok ini pada Beritasatu.com Minggu (29/11/2020).
Seperti diberitakan empat warga Kristen di Dusun 5 Lewonu Desa Lemban Tongoa, Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, dibunuh Jumat (27/11/2020), sekitar pukul 10.30 WITA.
Mereka dipenggal kepalanya dan enam rumah dibakar termasuk rumah yang dijadikan tempat ibadah atau pelayanan umat. Sebanyak 40 kilogram beras mereka diambil.
Dari lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 Orang Tak Dikenal (OTK), tiga orang membawa senjata api (laras panjang satu dan dua senpi genggam).
Saat saksi diperlihatkan foto DPO teroris MIT, mereka meyakini bahwa identitas tiga orang OTK tersebut adalah kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.
Sumber: BeritaSatu.com