Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin prihatin dengan peristiwa pembunuhan terhadap warga di Desa Lembon Tongoa, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng). Teror diduga dilakukan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora Cs. DPR mendesak TNI dan Polri menumpas kelompok itu.
"Turut berduka cita atas korban meninggal. Khusus kepada keluarga yang ditinggalkan saya mengucapkan rasa keperihatinan. DPR secara tegas mengutuk keras tindakan keji yang telah dilakukan oleh kelompok radikal tersebut. Kami meminta kepada seluruh jajaran kepolisan dan TNI untuk bergerak, menumpas kelompok yang terus menebar teror dan menyebabkan korban jiwa," tegas Azis, Minggu (29/11/2020).
Menurut Azis, perilaku keji kelompok teroris sudah menyayat hati segenap bangsa Indonesia. Dikatakan, DPR bersama rakyat memastikan untuk mendukung ketegasan langkah dan sikap Polri dan TNI. Azis juga mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai penyebarluasan ideologi radikal terorisme yang banyak disusupkan di tengah konten di media sosial.
"DPR mengingatkan, waspada terhadap konten-konten yang bermuatan ideologi radikal. Kepada Pemerintah untuk sigap menutup konten-konten yang menyebar," ucap wakil ketua umum Partai Golkar tersebut.
Azis Syamsuddin juga berpesan, kepada pelajar dan mahasiswa agar mewaspadai segala bentuk tawaran dan janji manis dari oknum yang mengajak berbuat onar dan perilaku menyimpang dari ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ideologi radikal dalam bentuk konten, lanjutnya, tidak hanya yang sifatnya menggambarkan kekerasan. Dikatakan, banyak informasi yang arahnya mendegradasi nasionalisme, mendorong kebencian kepada sesama.
Target korban ada di lingkungan masyarakat. Bentuk ideologi radikal yang harus dihindari adalah dengan memberikan edukasi minimal kepada generasi muda khususnya pelajar. "Ini tugas kita bersama bukan hanya ada di tangan BNPT," jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan Lampung II itu.
Azis pun menyebut, "Peristiwa di Poso, maupun daerah lainnya akan kembali terjadi jika masyarakat membiarkan hal ini terjadi. Aparatur pemerintah serta TNI dan Polri tidak akan tuntas mengatasi permasalahan terorisme tanpa adanya keterlibatan masyarakat."
Sumber: BeritaSatu.com