Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan tidak ada toleransi bagi pelaku aksi keji terorisme di Sulawesi Tengah, yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menyatakan dirinya menyesalkan kesekian kalinya atribut agama dikorbankan sebagai alat justifikasi terorisme. Padahal, tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mendukung aksi terorisme.
"Saya perlu tegaskan kembali, peristiwa di Poso itu bukan konflik antaragama atau antarsuku. Itu adalah tindakan kriminal terorisme yang harus kita lawan dan hadapi bersama," kata Bamsoet, Selasa (1/12/2020).
Menurut Bamsoet, lahirnya tindakan teror sebagai buah radikalisme tersebut makin menguatkan urgensi pentingnya membangun narasi kebangsaan secara masif dan menyentuh ke berbagai kelompok masyarakat. Yerutama untuk membangun kesadaran kolektif sebagai satu bangsa yang menghormati kebhinekaan," ujar dia.
Dia mengatakan harus disadari bersama, membangun narasi kebangsaan bukanlah pekerjaan instan. Melainkan diwujudkan melalui proses berkesinambungan.
Mengingat potensi ancaman terhadap wawasan kebangsaan, yang meliputi ideologi jati diri bangsa, kebhinekaan, dan NKRI akan selalu ada seiring laju zaman.
"Potensi ancaman terhadap wawasan kebangsaan tersebut dapat hadir dalam beragam fenomena. Antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama, tumbuhnya radikalisme dan terorisme, serta degradasi moral generasi muda bangsa," jelas Bamsoet.
Baginya, di tengah himpitan beragam persoalan yang dihadapi di masa pandemi Covid-19, dan dengan makin derasnya arus globalisasi yang menawarkan gaya hidup serta berbagai paham yang tidak selaras dengan jati diri ke-Indonesiaan, muncul kekhawatiran semangat kebangsaan akan kian memudar dan terpinggirkan oleh nilai-nilai asing.
Ditambah perkembangan teknologi dan kemajuan zaman, membuat ancaman ideologis yang dihadapi semakin kompleks sehingga penting bagi semua pihak untuk membangun benteng ideologi.
"Di sinilah peran sentral dari keberadaan organisasi kemasyarakatan seperti Pemuda Pancasila, sebagai elemen penting dalam membangun benteng ideologi melalui pembangunan wawasan kebangsaan," terang Bamsoet.
Sumber: BeritaSatu.com