Jakarta, Beritasatu.com - Pandemi Covid-19 membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Guru dan siswa menggunakan perangkat teknologi dan aplikasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring.
Awalnya kegiatan belajar online menjadi tantangan bagi guru, siswa atau orang tua. Pasalnya mereka harus beradaptasi untuk mengubah kebiasaan dari belajar secara tatap muka menjadi secara online melalui perangkat smartphone, laptop dan aplikasi.
Adaptasi tersebut, sepintas memang menjadi tantangan bahkan kesulitan. Namun, secara perlahan kegiatan belajar online di masa pandemi justru membuat kolaborasi antara sekolah, guru, pemerintah dan orangtua semakin kuat.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana mengatakan kegiatan belajar online justru membuat harmonisasi antara stakeholder semakin kuat. Bahkan hal ini yang menjadi semacam 'hikmah' di masa pandemi. Selama ini, peran sekolah dan orang tua seperti ada pembatas. Ketika anak masuk ke sekolah, orang tua seolah-olah melepas tanggung jawab pendidikan anak kepada sekolah.
"Hadirnya pandemi itu ada hikmahnya. Kalau dahulu sekolah mungkin sebagian mengatakan sudah selesai anak-anaknya saat diantar ke sekolah. Kegiatan pembelajaran itu ada di sekolah. Seolah-olah ada pembatas,” kata Nahdiana dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Jumat (4/12/2020).
Saat pandemi, kata Nahdiana, semua berubah. Sekolah dan orang tua harus berkolaborasi supaya kegiatan belajar online bisa maksimal. Guru harus memberikan materi pembelajaran yang maksimal kepada anak secara online, sedangkan orang tua harus mendampingi anak saat belajar di rumah.
"Hasilnya, muncul harmonisasi antar stakeholder pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan secara maksimal kepada anak. Jadi, bagaimana harmonisasi antara sekolah, orang tua, guru dengan dinas pendidikan tapi fokusnya pada anak bukan pada ego sektoral masing-masing,” tutur Nahdiana.
Founder dan CEO Kelas Pintar, Fernando Uffie menambahkan, harmonisasi antar stakeholder semakin kuat ketika didukung oleh teknologi seperti Kelas Pintar, yang berperan sebagai pendamping belajar siswa dengan berbagai fitur unggulan seperti Kelas, Guru, Tanya dan Sekolah.
"Kelas pintar dihadirkan sebagai solusi belajar berbasiskan teknologi dan peran kita sebagai pendamping belajar. Pendamping belajar itu sendiri baik itu belajar di sekolah maupun di luar jam sekolah,” kata Uffie.
Di masa pandemi, kata Uffie, Kelas Pintar menghadirkan fitur bernama Sekolah. Fitur ini telah lama dikembangkan sebelum pandemi Covid-19 dan hadir untuk mendukung siswa belajar di rumah. "Melalui fitur Sekolah, guru dan siswa dapat terhubung dalam kelas virtual sehingga pembelajaran dapat dilakukan maksimal walaupun secara virtual," tandas Uffie.
Teknologi Dukung Kegiatan Belajar Online
Kegiatan belajar online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memerlukan teknologi dalam menunjang kegiatan belajar. Masyarakat yang awalnya kesulitan untuk menggunakan teknologi untuk PJJ secara perlahan mulai beradaptasi dengan teknologi.
Uffie mengaku telah melakukan diskusi kepada pengguna Kelas Pintar mengenai penggunaan teknologi Kelas Pintar dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian dilakukan sejak bulan Juli sampai Desember 2020 berkaitan dengan adaptasi penggunaan teknologi di sebuah wilayah di Jawa Barat (Jabar).
"Data yang kita punya terhadap suatu daerah di Jawa Barat yang terdiri dari 356 SD dan 49 SMP itu terdiri dari 172.000 siswa. Hasilnya kita melihat grafik kenaikan dari penggunaan teknologi,” jelas Uffie.
Awalnya, kata Uffie, adaptasi penggunaan teknologi hanya 20 persen hingga 30 persen saja. Namun, di bulan Agustus 2020 terjadi kenaikan sampai 50 persen, dan puncaknya mencapai 60 persen di bulan Oktober 2020.
“Awalnya mereka bertanya-tanya apakah teknologi ini ancaman tidak. Tetapi saat kita melakukan sosialisasi, hasilnya mereka memahami bahwa teknologi ini justru sangat membantu bagi mereka,” tutur Uffie.
Berdasarkan data tersebut itu juga menunjukan bahwa teknologi merupakan elemen penting bagi masyarakat untuk dapat bertahan di masa pandemi sekaligus sebagai pendorong mereka untuk terus maju.
"Pendidikan berbasis teknologi ini yang membuat masyarakat bertahan dan dapat membantu semua stakeholder untuk maju ke depan," tandas Uffie.
Sumber: BeritaSatu.com