Jakarta, Beritasatu.com - Tenaga medis yang meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah. Hanya dalam kurun waktu seminggu pertama di bulan Desember 2020, jumlah kematian tenaga medis naik tiga kali lipat. Ini berdasarkan laporan Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hari ini, Sabtu (5/12/2020).
Dokter Eka Mulyana dari Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI mengungkapkan, secara akumulasi dari Maret hingga minggu pertama Desember 2020 jumlah tenaga medis yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 mencapai 342 orang. Mereka terdiri dari 206 dokter, dan 136 perawat.
Para dokter yang meninggal dunia tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI wilayah (provinsi) dan 85 IDI cabang (kota/kabupaten). Provinsi Jawa Timur melaporkan kematian tertinggi, yaitu 39 dokter, 2 dokter gigi, dan 36 perawat. Menyusul DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat. Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat. Jawa Barat 17 dokter, 3 dokter gigi, dan 18 perawat. Jawa Tengah 17 dokter dan 21 perawat. Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat. Banten 7 dokter dan 2 perawat. Di Bali ada 6 dokter, dan disusul provinsi lainnya.
Eka mengatakan, masih ada masyarakat yang menganggap Covid-19 adalah hoaks atau hasil konspirasi. Apapun itu, menurut Eka, faktanya virus ini benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak orang dalam waktu yang cepat.
“Kami berharap apabila Anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya Covid-19 ini, namun janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut,” kata Eka melalui keterangan pers, Sabtu (5/12/2020).
Menurut Eka, tingginya lonjakan pasien Covid-19 serta angka kematian tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan atau 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun. Dengan mengabaikan protokol kesehatan tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat. Pandemi ini akan berlalu dengan kerja sama seluruh pihak, termasuk kita.
Tim Mitigasi PB IDI secara khusus juga mengingatkan kepada para tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya untuk waspada dan tetap menjalankan SOP seperti dalam pedoman standar perlindungan dokter di saat melakukan pelayanan dan saat berada di keluarga dan komunitas.
Anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, dr Weny Rinawati mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas alat pelindung diri (APD) yang dikenakan. Saat ini standar level APD yang wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan adalah level tertinggi sesuai dengan resiko tempat melakukan pelayanan.
Pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan juga diminta untuk menyediakan APD yang layak bagi para tenaga kesehatan. Sementara itu bagi para tenaga kesehatan yang berpraktek secara pribadi sebaiknya tetap menggunakan APD level sesuai potensi risiko dalam menangani pasien.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah, mengatakan, sekitar 75% perawat yang meninggal akibat Covid-19 umumnya bertugas di kamar rawat inap. Kemungkinan perawat tertular dari pasien sebelum hasil swab pasien keluar dari laboratorium atau sering disebut orang tanpa gejala (OTG).
“Kami menyadari bahwa para tenaga kesehatan dari berbagai divisi sudah kewalahan menangani lonjakan pasien covid dan hasil swab yang harus diperiksa. Oleh karena itu, kami juga berharap dukungan pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas perlengkapan pemeriksaan kesehatan sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih cepat untuk mengurangi angka penularan di fasilitas kesehatan, termasuk pemeriksaan rutin untuk para tenaga kesehatan,” kata Harif.
Meski ada masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19, namun diminta untuk tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak membahayakan orang lain. Mengimbau masyarakat agar menghindari kegiatan berkerumun dan atau yang melibatkan orang banyak seraya tetap menjalankan protokol kesehatan. Mengimbau juga para tenaga medis dan kesehatan agar tetap waspada dan tetap menggunakan APD dalam menjalankan tugas.
Sumber: BeritaSatu.com