Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia harus mengejar ketertinggalan selama wabah Covid-19 yang membuat pendidikan tak berjalan normal. Perlu dilakukan penyesuaian kurikulum agar ada peningkatan kemampuan anak didik di bidang teknologi.
"Sebagian besar negara-negara anggota RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) sudah memulai sekolah secara tatap muka sejak beberapa bulan lalu," kata Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada konferensi pers secara dari, di Jakarta, Selasa (22/12/2020)
Indonesia sendiri menjadi anggota RCEP beserta 10 negara ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. RCEP dinilai juga mempercepat pemulihan ekonomi global di tengah pandemi Covid-19. Manfaat RCEP bagi Indonesia dapat terwujud jika Indonesia melakukan perubahan mendasar, salah satunya pendidikan.
Untuk mengupayakan keberhasilannya, lanjut Agus, pemerintah harus melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar setara dengan negara maju.
"Perlu memprioritaskan dan menyediakan anggaran yang memadai untuk memberi pendidikan bermutu kepada anak-anak sejak usia dini yaitu 3-6 tahun seperti di Vietnam, Tiongkok, Singapura dan negara-negara maju lain," ujarnya.
Di bidang pendidikan, pemerintah juga wajib memprioritaskan program untuk meng-update para ibu dan guru tentang keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada anak-anak. Hal itu diperlukan agar anak-anak mampu menghadapi disrupsi dan memenuhi tuntutan dunia kerja di era revolusi industri 4.0.
Bank Dunia pada November 2020 merekomendasikan pendidikan bermutu sejak usia dini merupakan awal untuk membangun sumber daya manusia yang unggul. Pemerintah perlu pula melakukan akselerasi pemerataan penyampaian materi pendidikan. Kesenjangan pendidikan bisa diatasi dengan penggunaan teknologi informatika.
"Sehingga anak-anak Indonesia yang berada di daerah terpencil, terluar dan tertinggal dapat belajar dari guru-guru terbaik dari sekolah-sekolah unggul di bidang-bidang pelajaran yang berbeda," ujarnya.
Infrastruktur teknologi yang merata dan berkualitas merupakan prasyarat penting menghadapi era revolusi industri 4.0. Hal itu merupakan konsensus yang dicetuskan dalam World Economic Forum Oktober 2020 lalu. Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan, ujar Agus, pemerintah harus menyediakan listrik dan internet super cepat 5G sampai ke pelosok.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas didampingi pejabat teras Lemhannas. Diantaranya Wagub Lemhannas Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Rahmat Pribadi, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas Laksda TNI Edi Sucipto, serta Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas Prof Dr Ir Reni Mayerni dan Kepala Biro Humas Brigjen TNI Sugeng Santoso.
Sumber: BeritaSatu.com