Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyebutkan tugas yang diembannya tidak sekadar menuntaskan pekerjaan dan program, tetapi tugas sebagai menteri menjadi pertanggung jawabannya di akhirat.
Selain itu, berbagai program penanggulangan kemiskinan jangan hanya sekadar memberi tapi harus memberdayakan sehingga membuat masyarakat miskin terhormat.
Hal itu disampaikan Risma dalam serahterima jabatan dari Menteri Sosial Ad Interim Muhadjir Effendy yang juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Jakarta, Rabu (23/12). Muhadjir memegang kendali sebagai mensos ad interim karena mensos sebelumnya Juliari Batubara tersandung kasus korupsi bansos pandemi Covid-19.
Sosiolog Universitas Airlangga Tuti Budirahayu menyakini, sosok Risma amanah. Hal ini bisa dibuktikan dari kiprahnya memimpin Kota Surabaya. Tuti pun sepakat jika bantuan sosial bagi penduduk miskin tidak sebatas bantuan tetapi ada pemberdayaan yang bisa membuat penduduk terhormat.
"Saya sangat setuju, tetapi hal itu juga butuh pembuktian. Di Surabaya upaya seperti itu sudah terlihat dengan memberdayakan ibu-ibu dan kelompok usaha mikro," katanya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (24/12/2020).
Tuti mencontohkan dari pemberdayaan yang dilakukan Risma saat menjadi Wali Kota Surabaya, ia memberi peluang ibu-ibu pengusaha katering kecil atau usaha kecil menengah yang terdaftar untuk melayani seluruh dinas di kota Surabaya jika ada rapat-rapat dinas.
Tuti berharap dalam menjalankan program perlindungan sosial, Mensos Risma harus mengantongi data yang akurat. Oleh sebab itu perlu pemetaan ulang masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan, termasuk mengupdate data kelompok-kelompok masyarakat yang dikategorikan sebagai penyandang masalah sosial.
Selain itu, perlu ada monitoring dan evaluasi terhadap setiap program di dinas-dinas sosial provinsi. Selama ini ada kesan dinas sosial seperti warga kelas dua di antara dinas-dinas lainnya, karena hanya mengurus orang-orang atau kelompok yang terbuang.
Di samping itu lanjutnya, Mensos Risma perlu pendamping ahli-ahli sosial yang bisa berpikir strategis dan visioner untuk mengatasi masalah-masalah sosial di Indonesia.
"Saya berharap ibu Risma bisa membawa masyarakat miskin lebih diberdayakan dan terhormat," ucapnya.
Sementara itu, dalam serah terima jabatan, Risma menyebut semua pejabat dan pegawai Kementerian Sosial (Kemsos) sebagai teman-teman. Karena baginya kerja ini harus dilakukan bersama-sama. Ia pun mengajak jajaran untuk menyatukan semangat dan langkah bersama. Ia mengingatkan, peran Kemsos sangat penting dan ditunggu masyarakat.
“Mungkin yang kita kerjakan sepertinya ringan. Memberikan bantuan itu jangan salah ya. Mereka yang dibantu ini sangat senang. Biarpun Rp 100.000 itu sangat berarti. Bagi kita mungkin kecil. Tapi bagi masyarakat itu besar sekali,” kata Risma.
Risma juga mengingatkan, penanganan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) bukan pekerjaan mudah. Seperti yang dilakukan sebagai Wali Kota Surabaya dalam menangani berbagai jenis PPKS seperti gelandang, pengemis, pengamen, ataupun prostitusi.
Ia mencontohkan, bagaimana menangani gelandangan dan pengemis yang ternyata 98% bukan warga Surabaya. “Mereka ini 98% bukan orang Surabaya. Sekarang Surabaya ini bersih dari pengemis, pengamen atau gelandangan. Saya memang ngga boleh. Kalau bisa dibantu, mereka tidak perlu jambret, nodong. Karena sudah bisa dapat uang,” katanya.
Kepada jajaran Kemsos, Risma juga mengingatkan agar bekerja efisien, terutama dalam pengelolaan anggaran. Ia mengetahui, anggaran untuk pembaruan Data Terpadu Kesejaahteraan Sosial (DTKS) mencapai Rp 1,2 triliun.
“Ini anggaran bukan hanya besar sekali. Tapi buuesaaar sekali. Jadi harus bisa dikelola dengan baik dan efisien. Bila bisa dikelola dengan baik, dan efisien, sisanya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain,” ucapnya.
Mensos meminta jajarannya tidak ragu bekerja dengan sepenuh hati, tulus, dan ikhlas, meskipun berat. “Seperti saya menutup (kompleks prostitusi) Dolly. Berat itu sekali. Saya diancam, dikasih ular, rumah saya dibakar, dan saya diperkarakan di pengadilan. Tapi di pengadilan orang Dolly yang bantu saya. Maka kalau kita berbuat baik, Allah akan memberikan balasannya,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Risma juga menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo agar dirinya menuntaskan penyaluran bantuan sosial baik di akhir tahun maupun awal tahun 2021, dan juga pemutakhiran DTKS.
"Realisasi anggaran awal tahun itu penting untuk mengerakkan roda perekonomian," imbuhnya.
Untuk memperkuat perekonomian masyarakat, Mensos Risma akan memberikan perhatian kepada penguatan perekonomian.
Ke depan, Mensos akan menanamkan kepada PPKS bahwa bila mau mendapat penghasilan harus bekerja, bukan meminta-minta. Dengan tantangan yang berat, Risma mengajak jajarannya untuk bergandeng tangan. Ia ingin membangun kebersamaan dan tidak ada sekat.
Selain itu, Risma menyebut, punya kebiasaan datang ke kantor lebih pagi dibanding pegawai lainnya dan pulang paling malam. Meski begitu, Risma meminta pegawai Kemsos tidak risih terhadap kebiasaanya itu.
"Tidak apa-apa kalau saya datang lebih pagi dan pulang paling malam. Yang penting teman-teman datang tidak terlambat," imbuhnya.
Hal lainnya, ia pun meminta mobil pengawal (voorijder) berjalan di belakang karena sewaktu-waktu dirinya bisa saja berhenti ketika melihat ada yang perlu dibantu dan diperhatikan.
"Ini juga saya lakukan ketika masih menjadi wali kota. Saya khawatir kalau voorijder di depan, saya berhenti mendadak tidak tahu, malah saya ketinggalan," ucapnya diiringi tawa jajaran Kemsos
Sumber: BeritaSatu.com