Jakarta, Beritasatu.com - Berita baik untuk dunia penulis dan intelektual di Indonesia. Hidup di dunia gagasan itu, tak lagi harus bersahaja atau miskin. Contohnya adalah Denny JA. Pada waktunya, Denny JA akan dikenang sebagai penulis pertama Indonesia yang kekayaannya melampaui satu triliun rupiah.
Demikian pendapat Dr Satrio Arismunandar, salah satu pendiri AJI (Aliansi Jurnalis Independen).
Isu ini penting diangkat bukan dalam rangka glorifikasi pribadi Denny JA. Tapi Denny JA membawa tradisi baru dunia penulis Indonesia, yaitu datangnya era penulis entrepreneur.
Dikatakan Satrino, mereka yang memilih hidup di dunia intelektual dulu dikenal memilih jalan asketisme. Itu jalan yang tak mempedulikan kehidupan material, dan kekayaan duniawi. Dulu dunia intelektual adalah dunia yang hanya mementingkan akal budi dan kekayaan rohani saja.
Denny JA memberontak atas tradisi itu. Baginya, menjadi intelektual, penulis, dan opinion maker justru akan lebih sempurna jika juga kaya raya.
Dengan kaya raya, sang intelektual bisa membiayai sendiri karyanya. Ia mempunyai banyak waktu luang untuk berkarya karena tak lagi harus bekerja. Dan ia juga bisa menjadi dermawan, membantu tumbuhnya tradisi keilmuwan.
Denny JA pun tumbuh menjadi spesies intelektual yang unik. Di satu sisi ia produktif hingga menulis 57 judul buku mulai dari demokrasi, marketing politik, sastra hingga agama.
Ia juga mempopulerkan tradisi meme, menghasilkan puluhan video animasi. Ia juga menulis di jurnal akademik dunia, yang untuk dimuat di sana harus melampaui dulu review para akademisi internasional.
Di saat yang sama, Denny juga memikili puluhan usaha properti, tambang, food and beverage, hotel, convenience store, hingga perusahaan konsultan politik.
"Dari sumber terpercaya terdengar kabar aset Denny JA sekitar satu triliun rupiah. Ia adalah penulis terkaya Indonesia saat ini," papar Satrio, Selasa (5/1/2021).
Menurut Satrio, pertama kali Denny JA mengemukakan gagasan intelektual entrepreneur di publik ketika dia menulis di buku 70 tahun Djohan Effendi, tahun 2009.
Djohan Effendi dikenal salah satu penggagas pembaruan Islam di samping Nurcholish Madjid, Abdurahman Wahid, dan Ahmad Wahib. Djohan juga pernah menjadi menteri ketika Gus Dur menjadi presiden.
Dikenal hidup sangat bersahaja, Djohan Effendi meneruskan tradisi intelektual yang asketis.
Dalam buku 70 tahun Djohan Effendi, Denny menulis. “Saya mengagumi tradisi hidup bersahaja Djohan Effendi. Tapi saya secara sadar memilih jalan hidup yang berbeda.”
“Ada pilihan lain. Menjadi intelektual, tapi juga kaya raya. Sehingga sang intelektual dapat membangun perpustakaan untuk publik, membiayai film yang bagus, hingga membantu puluhan anak yatim untuk bersekolah," tulis Denny.
Denny JA tak hanya menuliskan gagasannya. Ia pun mencontohkan. Di samping produktif menulis, Denny pun produktif hidup di dunia bisnis.
Denny pun kaya raya. Lalu Denny menghabiskan miliaran rupiah mendorong sosialisasi Pancasila. Ia habiskan miliaran rupiah untuk menggerakkan puisi esai. Juga diketahui luas, Denny menjadi dermawan membantu banyak kehidupan para aktivis dan penulis.
Kini sang legenda, Denny JA, dikenal sebagai founding father profesi konsultan politik Indonesia. Dikenal juga sebagai pelopor puisi esai. Juga Ia dianggap pelopor meme politik di Indonesia.
Denny JA juga memecahkan rekor pendidikan politik dunia Guiness Book of World Record di tahun 2018. Ia penerima award Time Magazine bersama Obama dan Justine Bieber selaku 30 manusia paling berpengaruh di dunia internet tahun 2015.
Kini Denny JA pun akan dikenang membawa tradisi penulis entrepreneur. Sejarah akan mencatatnya sebagi penulis Indonesia pertama yang kekayaannya melampaui satu triliun rupiah.
Pernyataan Satrio ini viral di WA grup, menimbulkan aneka respon. Termasuk respon kaget banyak pihak bahwa Denny JA sang penulis dan penyair itu memiliki aset yang sudah mencapai angka ajaib; satu triliun rupiah.
Sumber: BeritaSatu.com