Bandung, Beritasatu.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil meninjau proses evakuasi di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang yang mengalami longsor dan mengakibatkan 14 rumah tertimbun dan setidaknya 11 orang meninggal. Menurut Kang Emil-panggilannya, lahan di lokasi longsor sebenarnya rawan untuk ditinggali.
Ridwan meminta semua pihak waspada terhadap bencana longsor susulan mengingat di lokasi masih terjadi hujan dan ada retakan tanah di sekitarnya.
“Sesuai protokol juga semua masyarakat di radius yang rawan ini sudah dievakuasi ke tempat lebih aman,” terang Ridwan usai meninjau lokasi bencana seperti dalam pernyataan tertulisnya yang disebarkan Biro Humas Pemerintah Provinsi Jabar usai peninjauan, Minggu (10/1/2021).
“Ini menjadi peringatan, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan. Lahan ini sebenarnya memang rawan untuk ditinggali,” tutur Ridwan.
Longsoran di lokasi perumahan itu, ungkap Ridwan terjadi dua kali. Material longsoran itu terlihat pada tebing setinggi 20 meter dengan panjang hingga 40 meter. Dua kejadian longsoran itu menimbulkan korban jiwa. Longsoran pertama ada delapan orang tertimbun. Sementara pada longsoran kedua, regu penyelamat gabungan juga menjadi korban.
“Korban mayoritas adalah para penolong longsor pertama, termasuk Pak Danramil (Cimanggung) yang menjadi korban,” imbuh Ridwan.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, korban meninggal dari regu penolong, antara lain, Komandan Rayon Militer Cimanggung, Kapten Setyo Pribadi, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang, Yedi, serta Cahyo Riyadi dari Badan SAR Nasional.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang nomor 4 tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang tahun 2018-2038 wilayah Desa Cihanjuang masuk dalam pola pemukiman perkotaan, pemukiman pedesaan serta kawasan wisata.
Lokasi Perbukitan
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani menyatakan material longsoran itu berasal dari tanah dan material rombakan yang terjadi di lereng bagian atas permukiman penduduk.
Berdasarkan laporan timnya di lapangan, Kasbani memaparkan, lokasi bencana merupakan perbukitan bergelombang yang berada pada ketinggian antara 700-750 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan data Peta Geologi Lembar Bandung, wilayah itu tersusun oleh endapan gunungapi muda berupa pasir tufaan, lapilli, breksi, lava dan aglomerat.
Setiap bulannya, Badan Geologi mengirimkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah kepada pemerintah daerah. Lokasi bencana yang masuk Kecamatan Cimanggung, teridentifikasi sebagai zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi. Artinya, daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah itu merupakan hasil penggabungan peta geologi dari Badan Geologi serta prakiraan cuaca yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Seluruh wilayah di Indonesia pasti mendapatkan peta dengan ketelitian hingga tingkat kecamatan itu sebagai mitigasi terkait kebencanaan di daerahnya masing-masing.
Kasbani menjelaskan faktor penyebab gerakan tanah adalah kemiringan lereng yang agak terjal hingga terjal. “Pelapukan breksi dan tufa yang mudah meloloskan air dan di bawahnya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir,” imbuh dia.
Faktor lain yang memengaruhi adalah tebing sebagai lahan terbuka tanpa vegetasi berakar kuat dan tanpa perkuatan lereng. “Saluran drainase yang kurang baik sedangkan bagian bawah merupakan pemukiman atau rumah warga,” kata Kasbani seraya menambahkan hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan terjadinya gerakan tanah.
Menyoal penyebab longsor lebih detil serta rekomendasi bagi pemerintah daerah kaitan dengan fungsi hunian di lokasi itu, Kasbani menyatakan masih menanti hasil pemantauan tim di lapangan.
Sumber: BeritaSatu.com