Jakarta, Beritasatu.com – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri. Menurut Sekretaris Jenderal DPP KNPI Jackson Kumaat, penunjukkan Sigit layak diapresiasi.
“Pilihan Presiden terhadap sosok Komjen Sigit, tentu sangat pancasilais dan nasionalis. Kami apresiasi dan mendukung penuh keputusan Presiden menunjuk Komjen Sigit untuk memimpin Polri,” kata Jackson kepada Beritasatu.com, Rabu (13/1/2021).
Jackson menuturkan Sigit merupakan sosok yang sangat berpengalaman. “Komjen Sigit figur pemersatu, sudah teruji saat menjabat apolda banten. Komjen Sigit dekat dengan semua pihak. Teruji juga waktu jadi Kapolres Solo. Kerja-kerja selama menjadi Kabareskrim juga terlihat nyata. Publik tentu ingat bahwa Komjen Sigit yang tangkap Djoko Tjandra,” ujar Jackson.
Menurut Jackson, radikalisme dan terorisme masih menjadi tantangan yang harus dihadapi seluruh komponen bangsa, termasuk Polri. Jackson berharap Korps Bhayangkara senantiasa dapat memberantas terorisme.
“Kami tentu berharap agar Polri tetap tegas menindak dan membasmi radikalisme, terorisme, dan paham-paham yang ingin memecah belah bangsa. Tugas pokok Polri di bidang keamanan, pasti bertujuan menghadirkan rasa aman bagi setiap warga negara,” ujar Jackson.
Jackson optimistis proses fit and proper test calon Kapolri di DPR berjalan tanpa kendala. Hal ini mengingat kapabilitas, kapasitas, dan rekam jejak Sigit. Jackson kembali menekankan bahwa segenap elemen pemuda mendukung penuh Sigit untuk memimpin Koprs Bhayangkara.
Seperti diberitakan, Sigit merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991. Sigit lahir di Ambon, Maluku, pada 5 Mei 1969. Sigit juga dikenal dekat dengan Presiden Jokowi, karena pernah menjabat sebagai Kapolres Solo, Jawa Tengah, pada 2011.
Kala itu, Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo. Selain itu, pada 2014, Sigit menjadi ajudan Presiden Jokowi. Sigit kemudian menduduki sejumlah jabatan di kepolisian yakni Kapolda Banten pada 2016-2018 dan Kadiv Propam Polri pada 2018-2019.
Terdapat beberapa peristiwa yang menyedot perhatian publik selama masa kepemimpinannya di Bareskrim. Salah satu yang menarik yaitu penangkapan terpidana kasus hak tagih Bank Bali Djoko Tjandra yang telah menjadi buronan selama 11 tahun.
Sigit pun membongkar praktik suap terkait pelarian Djoko Tjandra. Skandal tersebut melibatkan Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte dan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Prasetijo Utomo.
Pada Desember 2019, Bareskrim juga menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Insiden yang menimpa Novel itu, terkatung-katung sejak April 2017.
Sumber: BeritaSatu.com