Jakarta, Beritasatu.com - Penemuan seaglider yang termasuk dalam Underwater Unmanned Vehicle (UUV) atau drone bawah laut di perairan Indonesia, diduga kuat merupakan kegiatan ilegal tanpa izin dari pemerintah Indonesia. Kegiatan apa pun itu, baik untuk kepentingan ilmiah sekalipun, penggunaan seaglider yang dilakukan di wilayah kedaulatan Indonesia, harus mengantongi izin terlebih dahulu.
“Alat tersebut diduga melakukan kegiatan ilegal tanpa izin Indonesia, karena sebelumnya tidak diketahui keberadaannya oleh pemerintah Indonesia. Setiap kegiatan penelitian ilmiah di wilayah perairan Indonesia juga harus izin Indonesia,” kata Ahli hukum laut internasional, Profesor Hasjim Djalal, dalam Seminar Nasional Universitas Pertahanan bertajuk “Unnamed System Terhadap Sishanneg dan Respons Negara Dari Aspek Hukum, Strategi dan Teknologi”, di Jakarta, Kamis (14/1/2021).
Berdasarkan berbagai informasi dan tanggapan beberapa kalangan, menurut Hasjim, seaglider yang ditemukan di sekitar pulau Selayar tersebut adalah milik Tiongkok.
“Alat tersebut diduga milik Cina oleh beberapa kalangan, tanpa ada kepastian itu milik Cina. Tapi dugaannya ke situ,” ucap Hasjim.
Karena itu, dirinya mengingatkan agar perlu diselidiki dan ditanyakan secara diplomatis dan informatif kepada perwakilan Tiongkok di Jakarta dan Kemenko Maritim serta Kementerian Pertahanan melalui atase militer RI di Beijing.
“Bagaimanapun RI perlu meningkatkan kemampuan pengawasan dan penegakkan hukumnya di atas dan di bawah permukaan dasar laut, baik di perairan kedaulatan maupun dalam zona-zona kepentingannya, baik di ZEE maupun landas kontinen,” ujarnya.
Saat ini, dikatakan Hasjim, bukan langkah yang salah jika Indonesia meningkatkan kemampuan pengawasan, baik itu pengawasan di wilayah kedaulatan dasar laut maupun di permukaan laut Internasional. Semua dilakukan agar tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba melakukan tindakan di luar batas yurisdiksinya.
"Tentunya tidak salah jika RI juga meningkatkan kemampuan pengawasan terhadap dasar laut dan permukaan laut internasional," kata Hasjim.
Sumber: BeritaSatu.com