Jakarta, Beritasatu.com - Ratusan balita usia 0-3 tahun yang menjadi korban gempa di Kabuaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), saat ini sangat membutuhkan perlengkapan bayi seperti popok, minyak telon, susu bayi, dan kebutuhan bayi lainnya.
“Kami sudah menyampaikan hal ini kepada pihak Dinas Kesehatan Sulbar agar segera dapat dipenuhi untuk menolong para balita yang sangat membutuhkan,” kata Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Banser Sulawesi Barat selaku Koordinator Satgas Gempa Sulbar dari Gerakan (GP) Ansor M Anshar Tahir kepada Beritasatu.com, Minggu (17/1/2021) siang.
Anhar mengatakan, para balita tersebut saat ini mengungsi bersama orang tua mereka di tenda-tenda pengungsian baik di Mamuju maupun Majene, Sulbar.
Anshar menyebutkan, di Kota Mamuju saja ada sekitar 20 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi di setiap titik sekitar 500 orang. Para pengungsi ini, belum termasuk yang ada di Kabupaten Majene yang diperkirakan juga ribuan orang.
Disebutkan, kebutuhan perlengkapan untuk para balita tersebut saat ini sangat sulit ditemukan di Mamuju, karena tokoh-toko maupun pasar-pasar masih tutup, sehingga belum ada yang berjualan.
“Perekonomian masyarakat sampai hari ini masih lumpuh. Pasar-pasar maupun pertokoan belum ada yang buka,” katanya.
Anshar mengatakan, gempa dengan magnitudo (M) 6,2 yang melanda Mamuju dan Majene pada Jumat (15/1/2020) dini hari, paling parah terdampak kerusakan di Kota Mamuju, yang merupakan ibu kota Kabupaten Mamuju.
“Di Kota Mamuju, gedung-gedung bertingkat banyak yang ambruk, termasuk dua rumah sakit dan sebagian gedung kantor gubernur Sulbar,” katanya.
Sedangkan di Majene, kerusakan terjadi di sejumlah kecamatan dan desa. “Di Kota Majene sendiri, relatif tidak banyak kerusakan,” katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan korban jiwa akibat gempa Sulbar bertambah menjadi 56 orang.
"Sebanyak 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan orang di Kabupaten Majene," kata Raditya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (17/1/2021).
Selain itu, terdapat 637 korban luka di Kabupaten Mejene dengan perincian 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan. Di Kabupaten Memuju, 189 orang mengalami luka berat dan menjalani rawat inap. [John Lory/Jeis Montesori]
Sumber: BeritaSatu.com