Jakarta, Beritasatu.com - Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Barat Brigjen TNI Firman Dahlan mengatakan, pasca gempa bumi magnitudo 6,2 di Kabupaten Mamuju, Satgas langsung melakukan beberapa tugas prioritas. Dalam hal ini, Satgas terus mencari mencari tiga warga yang hingga kini belum ditemukan.
“Basarnas masih berupaya terus untuk mencari kemungkinan-kemungkinan ada korban masih tertimbun. Untuk korban yang belum bisa ditemukan, informasi yang kami terima bahwa masih ada tiga korban,” kata Firman dalam konferensi pers daring, Selasa (19/1/2021).
Firman menuturkan, berdasarkan informasi yang dihimpun, warga yang tertimbun adalah masyarakat yang berada pelosok yang tidak bisa dijangkau oleh transportasi. Untuk itu, Tim Satgas juga fokus bisa memperlancar transportasi untuk menghubungkan wilayah yang satu dengan yang lainnya untuk memperlancar evakuasi di lokasi bencana.
Pasalnya, berdasarkan informasi awal pada hari pertama adanya jembatan yang putus di wilayah Kabupaten Mamuju, namun ternyata jembatan itu masih bisa dipakai, masih bisa digunakan sampai saat ini. “Informasi awal adalah putus ternyata hanya tertimbun tanah. Nah sekarang sudah dibersihkan dan difungsikan kembali,” ujarnya.
Firman juga menuturkan, prioritas penanganan selanjutnya adalah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Pada hari pertama bencana, Satgas kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk mendukung operasional kegiatan.
Sementara terkait dengan komunikasi, Firman mengatakan, untuk saat ini komunikasi tidak ada kendala dan hampir semua wilayah Mamuju dapat kembali berkomunikasi seperti sebelum adanya gempa.
Firman juga mengatakan, Satgas penanggulangan bencana sudah membuat klaster untuk tempat pengungsi dan melengkapi kebutuhan-kebutuhan mendasar, misalnya kebutuhan air minum, air bersih, komunikasi, penerangan, dan makanan.
“Dengan bantuan dari berbagai pihak telah kita salurkan pada mereka (pengungsi, red) sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mendasar supaya tetap masih bisa bertahan,” kata Firman.
Sementara kebutuhan seperti dapur umum, lanjut Firman menjadi hal yang harus menjadi perhatian supaya mereka bisa terdukung untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Ia juga mengatakan, tiga hari ke depan, akan mendirikan rumah sakit (RS) darurat di lapangan. “Akan dibangun dalam jangka waktu minimal satu bulan, sebagai upaya penyembuhan pasien-pasien dampak bencana,” ujarnya.
Sumber: BeritaSatu.com