Jakarta, Beritasatu.com - Komisioner Kompolnas Poengky Indarti berharap Komjen Listyo Sigit Prabowo yang akan segera dilantik menjadi Kapolri mampu mewujudkan janjinya untuk melanjutkan reformasi kepolisian.
Termasuk dalam mewujudkan strategi besar Polri di mana dua tahap terakhir yakni tahap III menuju organisasi Polri yang unggul (strive for excellence) pada 2016-2020 dan tahap IV yakni organisasi Polri yang unggul (excellent) pada 2021-2025.
“Harapannya tentu saja bisa tercapai, meskipun nantinya dilaksanakan secara bertahap. Misalnya penggunaan teknologi 4.0 bisa dilakukan di daerah yang teknologi dan informasinya bagus sedangkan untuk daerah pedalaman, terpencil, atau perbatasan, yang perlu ditingkatkan adalah profesionalitas anggota Polri. Ini juga perlu didukung sarana prasarana dan anggaran yang memadai,” kata Poengky saat dihubungi Beritasatu.com, Rabu (20/1/2021).
Untuk diketahui, Polri telah merancang grand strategi dalam rangka memantapkan kemandirian Polri—sejak berpisah dari ABRI— sebagaimana dirumuskan dalam buku biru Polri tentang reformasi Polri. Sigit kembali menyebutkan tahapan reformasi Polri itu saat ia diuji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi III DPR.
Grand strategi ini dimulai dari tahap I (2005-2010) yakni membangun kepercayaan (trust building) masyarakat kepada Polri dan tahap II (2011-2015) adalah membangun kemitraan (partnership building) antara masyarakat dengan Polri diikuti tahap III dan IV.
“Untuk tahap strive for excellence sudah berjalan dengan cukup baik pada masa Kapolri Tito Karnavian dan Kapolri Idham Azis dengan program kerja 'promoter'. Begitupun trust building dan partnership juga saya lihat sudah tercakup dengan baik saat program 'promoter' dilaksanakan,” tambah Poengky.
Inilah yang harus dilanjutkan Sigit yang menurut Poengky menunjukkan niat untuk melakukan perubahan sesuai perkembangan zaman dengan lebih banyak menggunakan teknologi informasi dengan semboyan “Transformasi menuju Polri yang Presisi”.
Kelak Polri dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan skill, knowledge, dan kemajuan teknologi 4.0 untuk dapat melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat serta menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya guna terwujudnya Harkamtibmas. Artinya, Polri ke depan akan lebih modern.
“Inilah yang sama maksud (janji Sigit) sesuai dengan grand strategy Polri 2005-2025, di mana pada tahap terakhir grand strategy tersebut, yang dilaksanakan pada tahun 2021-2025, memandatkan Polri untuk menjadi excellent, dan menjadi institusi berkelas dunia,” tambahnya.
Catatan lain dari Komisioner Kompolnas dua periode ini adalah Sigit juga menekankan pentingnya melanjutkan reformasi kultural Polri agar menjadi lebih humanis dan menghormati hak asasi. Untuk dapat mewujudkan “Presisi” maka bacaan dan analisa keamanan dalam negeri harus tepat.
Oleh karena itu fungsi intelijen keamanan penting untuk dapat membaca situasi dan kondisi keamanan dalam negeri, diikuti dengan fungsi Binmas untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat guna menjaga Harkamtibmas dan mencegah kejahatan, sebagai tindakan preventif.
“Ini semua dikuatkan dengan patroli keamanan yang dilakukan fungsi Sabhara dan patroli lalu lintas oleh fungsi Lalu lintas sebagai bentuk tindakan preemtif. Serta pelayananan bagi terwujudnya penegakan hukum yang berkeadilan oleh fungsi Reskrim,” pesan Poengky pada Sigit.
Kompolnas juga mendukung upaya Sigit menjadikan Polres dan Polsek sebagai ujung tombak Harkamtibmas dan mengutamakan restorative justice—bukan semua hal dijadikan kasus pidana. Hal ini juga pernah diusulkan sebelumnya oleh Kompolnas mengingat berdasarkan konstitusi, menjaga Harkamtibmas melalui pelayanan, pengayoman dan perlindungan masyarakat lebih diutamakan dan penegakan hukum sebagai the last resort.
Kompolnas akan mengawal dan mengawasi agar apa yang dipaparkan Sigit dapat dilaksanakan dengan baik.
Pada bagian lain Komjen (pur) Nanan Soekarna yang pernah menjabat Wakapolri pada tahun 2011-2013 mendampingi Kapolri Jenderal (pur) Timur Pradopo mengatakan jika prinsip strive for excellence harus mengedepankan community policing.
“Ini harus tetap secara simultan, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk melaksanakan trust building dan partnership building dan pelayanan prima dalam satu nafas. Strive for excellence tidak hanya cukup sarana dan teknologi modern tapi justru leadership dan integritas,” sambung Nanan saat dihubungi Beritasatu.com secara terpisah.
Sumber: BeritaSatu.com