Jakarta, Beritasatu.com - Mantan Wakapolri Komjen (pur) Oegroseno punya pesan kepada Komjen Listyo Sigit Prabowo yang akan segera dilantik menjadi Kapolri dan telah berjanji untuk mewujudkan reformasi kepolisian.
“Harus digaungkan reformasi kultural di Polri. Budaya atau karakter Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat harus dominan dan diprioritaskan pada pemeliharaan Kamtibmas,” kata Oegro saat dihubungi Beritasatu.com, Kamis (21/1/2021).
Lulusan Akpol 1978 yang menjabat Wakapolri di era 2013-2014 ini menambahkan jika penegakan hukum difokuskan di tingkat Polres saja. Polda cukup mem-backup Polres dan tingkat Mabes Polri hanya menangani kejahatan trans national crime.
Seperti diberitakan sejumlah janji telah diungkap oleh Sigit dalam mewujudkan grand strategi Polri dalam dua tahap terakhir yakni tahap III menuju organisasi Polri yang unggul (strive for excellence) pada 2016-2020 dan tahap IV yakni organisasi Polri yang unggul (excellent) pada 2021-2025.
Untuk diketahui, Polri telah merancang grand strategi dalam rangka memantapkan kemandirian Polri sebagaimana dirumuskan dalam buku biru Polri tentang reformasi Polri. Sigit kembali menyebutkan tahapan reformasi Polri itu saat ia diuji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi III DPR Rabu kemarin.
Grand strategi ini dimulai dari tahap I (2005-2010) yakni membangun kepercayaan (trust building) masyarakat kepada Polri dan tahap II (2011-2015) adalah membangun kemitraan (partnership building) antara masyarakat dengan Polri diikuti tahap III dan IV.
Sigit juga hendak menjadikan Polres dan Polsek sebagai ujung tombak Harkamtibmas dan mengutamakan restorative justice—bukan semua hal dijadikan kasus pidana.
Hal ini juga pernah diusulkan sebelumnya oleh Kompolnas mengingat berdasarkan konstitusi, menjaga Harkamtibmas melalui pelayanan, pengayoman dan perlindungan masyarakat lebih diutamakan dan penegakan hukum sebagai the last resort.
Sumber: BeritaSatu.com