Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mendorong pemerintah daerah (pemda) di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Ini dilakukan sebagai langkah mengurangi kehilangan kesempatan belajar siswa atau loss of learning yang disebabkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen), Jumeri mengatakan, wacana membuka PTM di daerah 3T akan dimatangkan pada Selasa (26/1/2021). Pasalnya, PJJ sangat sulit diterapkan di daerah 3T.
“Yang paling berat PJJ di 3T,” kata Jumeri melalui pesan singkatnya kepada Suara Pembaruan, Minggu (24/1/2021).
Sementara itu, pakar pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin Soefijanto mengatakan, secara keseluruhan Indonesia memang belum siap untuk melakukan PJJ atau belajar dari rumah (BDR) saat pandemi merebak pada Maret tahun lalu.
“Yang tidak siap tidak hanya Kemdikbud, tetapi juga sekolah dan guru. Kalau siswa, malah menurut saya bisa lebih siap karena mereka dari generasi yang lahir dan hidup di alam digital saat ini,” kata Totok kepada Suara Pembaruan.
Menurut Totok, Kemdikbud semestinya bekerja sama dengan organisasi guru seperti PGRI untuk menggerakkan guru agar cepat belajar menguasai cara mengajar dengan sistem PJJ. Pasalnya, ia menilai langkah Kemdikbud di masa pandemi ini masih gamang, belum cepat dan masif dalam mengatasi loss of learning. Selain itu, sistem pendidikan Indonesia juga belum berbasis digital secara penuh.
“Kita masih mengandalkan sekolah secara fisik, harus datang, tatap muka. Ini tidak hanya di Indonesia, di AS yang sudah lebih digital sistemnya juga masih berusaha masuk lagi. Siswa di Boston, mulai tatap muka pada 1 Februari untuk anak berkebutuhan khusus atau special education, disusul 1 Maret anak TK, SD, SMP, dan akhir Maret di jenjang SMA. Justru kalau kita bisa temukan terobosan PJJ yang efektif, kita akan bisa lebih baik dari AS,” paparnya.
Sumber: Suara Pembaruan