Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menerapkan strategi berbeda dalam berkomunikasi, memberikan pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat. Sebab, kelompok sasaran utama BKKBN adalah keluarga muda berkarakter digital.
“Semua punya gawai, gadget, semua punya handphone, dan sering melihat HP. Aktif di media sosial,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemitraan Program Bangga Kencana Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/1/2021).
Rakornas bertema “Meningkatkan Upaya dan Strategi dalam Rangka Percepatan Implementasi Program Bangga Kencana Melalui Lintas Sektor di Masa Pandemi Covid-19” bertujuan untuk memperkuat peran pemerintah daerah dan para mitra kerja BKKBN dalam meningkatkan akses, kualitas pelayanan, dan Penggerakan Program Bangga Kencana di masa pandemi Covid-19.
Presiden mengatakan, metode komunikasi BKKBN juga harus berubah, berkarakter kekinian, dan penyampaian informasi menggunakan media kekinian, sehingga pesan yang disampaikan langsung ke sasaran.
“Sosialisasi yang disampaikan bukan hanya jumlah anak dan jarak antar-kelahiran. Namun yang paling penting disosialisasikan adalah membangun ketahanan keluarga, membangun ketahanan keluarga secara utuh dalam berbagai bidang baik kesehatan, ekonomi, pendidikan anak, dan kebahagiaan keluarga mulai dari penanganan gizi, kualitas sanitasi, kualitas lingkungan, akses pendidikan, kesehatan sampai terjaganya sumber pendapatan adalah pilar kesejahteraan dan ketahanan keluarga Indonesia,” kata Presiden Jokowi.
Ia mengatakan bahwa penduduk Indonesia saat ini didominasi generasi muda yang baru berkeluarga dan akan berkeluarga. Selain itu, ke depan pada tahun 2025, 2030, 2035 akan muncul bonus demografi. “Puncaknya bonus demografi dan itulah nanti yang mendominasi keluarga-keluarga muda, keluarga-keluarga produktif. Ini yang harus semua kita tahu dan disiapkan betul sehingga saat Indonesia yang muncul adalah keluarga-keluarga sehat, produktif, keluarga yang betul-betul berkualitas karena di tangan merekalah nasib bayi yang baru lahir dan akan lahir ke depan,” kata Presiden Jokowi.
Sumber: BeritaSatu.com