Minggu, 28 Mei 2023

Fajar Merah, Putra Wiji Thukul Ingin Jadi Musisi

B1
Selasa, 2 Oktober 2012 | 14:23 WIB
Fajar Merah, putra penyair Wiji Thukul bermusik untuk menanti bapaknya kembali.

Wiji Thukul belum pernah pulang lagi! Ia tak pernah lagi menemui istri dan kedua anaknya. Diah Sujirah alias Sipon, Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah tak pernah tahu nasib suami dan ayah mereka. Penyair dari Solo ini menjadi satu dari tiga belas korban penghilangan paksa. Wiji Thukul hilang sejak tahun 1998.

Terakhir kali pertemuan Wiji Thukul dengan istri dan kedua anaknya terjadi pada 25-27 Desember 1997. Saat itu Thukul menjadi satu dari puluhan aktivis yang dicari pemerintah. Dengan status sebagai buron Thukul menemui istinya bersama kedua anaknya di Kaliurang, Yogyakarta. Sipon dan kedua anaknya bahkan sempat diantar Thukul ke Stasiun Tugu untuk kembali ke Solo. "Wis kono ndang bali, ati-ati karo anakmu (pulanglah segera, hati-hati dengan anakmu)," begitu kata Thukul yang dikenang Sipon.

Adalah peristiwa 27 Juli 1996 menjadi awal perburuan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD). Rezim Soeharto menuduh PRD sebagai dalang terjadinya penyerbuan massa PDI Soerjadi yang didukung pemerintah dan ABRI untuk merebut kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro yang dikuasai massa PDI Pro Megawati.

Puluhan aktivis PRD di seluruh nusantara dikejar aparat. Sebagian diciduk, diinterogerasi dan disiksa. Sebagian lainnya diculik oleh Tim Mawar yang dipimpin Prabowo Subianto, Muchdi PR, Chairawan dan 11 tentara rendahan lainnya.
 
Dalam pertemuan Wiji Thukul dengan keluarganya itu, usia Fitri Nganthi Wani baru beranjak dewasa, delapan tahun. Sementara Fajar Merah masih balita, empat tahun. Setelah 14 tahun berlalu Thukul tetap belum kembali. Thukul masih hilang. Tak ada petunjuk domisili sekarang, juga tak ada batu nisan di atas tanah merah. Sudah ratusan kali aksi menuntut pertanggungjawaban negara.

Bahkan tanggal 30 September 2012 lalu adalah peringatan hari ulang tahun ketiga turunnya rekomendasi DPR untuk kasus orang hilang. Pada 30 September 2009 sidang paripurna DPR mengeluarkan empat rekomendasi: pembentukan pengadilan ad hoc, pencarian terhadap 13 aktivis yang masih hilang, memberikan pemulihan pada korban, dan meratifikasi konvensi perlindungan orang dari penghilangan paksa.

Ketiga belas orang hilang tersebut, yakni Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Sujat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadi Muhidin, dan Abdul Masser.

Musik Dalam Penantian 
Dalam kurun waktu 14 tahun sejak Thukul diculik, di dalam keluarga kecil ini sudah banyak peristiwa besar. Ibunda Sipon yang selama ini tinggal bersama mereka sudah meninggal dunia. Usaha konveksi yang dikelola Sipon sudah lama berhenti. Mesin jahit, pintalan benang sudah lama dijual. Sipon sendiri lebih banyak menghabiskan waktu di bawah perawatan dokter karena emosinya tidak stabil. Kondisi Sipon sudah membaik. Dulu suka mengurung diri di kamar, menangis sendiri. Sipon kini sudah bisa diajak bercanda sambil sesekali bicara politik.

Wani, putri tertua sudah tak sendiri lagi. Sebelas bulan lalu Wani menikah dan kini hamil tua. Sementara Fajar sudah tak balita lagi. Ia kini sudah beranjak jadi anak baru gede yang gagah dengan rambut gondrong.

Memandang sosok Fajar adalah melihat sosok Thukul. Paras mukanya mengingatkan pada paras bapaknya. Bahkan nasib sekolah Fajar pun hampir menyerupai Thukul yaitu drop out dari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia. Di sekolah yang kini berubah namanya menjadi SMK Negeri 8 Surakarta itu, Thukul juga pernah mengenyam pendidikan yang sama. Soal kemiripan dengan bapaknya, Fajar berseloroh, "Ya ora persis, bagus aku timbang Thukul (Ya tidak sama, ganteng aku daripada Thukul)".

Ketegasan Fajar meneladani bapaknya. Lihat saja saat dengan lantang ia menulis di tapak waktu melalui akun twitternya @MerahBercerita pada 30 Agustus 2012:  "SAYA FAJAR MERAH ANAK WIJI THUKUL MENEGUR PRESIDEN SBY YANG LAMBAN MENUNTASKAN KASUS ORANG HILANG!" Luar biasa, untuk seorang anak muda berusia 19 tahun, keberaniannya bertutur kata segarang politisi ulung itu patut diacungi jempol.

Seluruh kisah tentang kehebatan Wiji Thukul. Mulai dari kelucuan, sikap keras, tak kenal menyerah dari Thukul tak pernah Fajar ketahui. Selama ini ia hanya mendengar dari cerita orang tentang sosok Wiji Thukul. Fajar tak memungkiri ia memang merindukan kehadiran bapaknya.

Sambil menanti Thukul pulang, Fajar mengisi hari-hari dengan aktifitas bermusik. Ia kini dipercaya menunggu rental studio musik di daerah Pabelan Solo. Di Ram's Studio itu tiap hari Fajar melayani anak-anak muda yang menyewa studio. Saat waktu menunjukkan jam sembilan malam, studio tutup pintu. Inilah saatnya Fajar berkontemplasi dengan musik.

Dari waktu senggang di sela-sela menunggu studio musik itulah telah lahir beberapa lagu ciptaannya.  Sudah delapan lagu ia ciptakan. "Lima lagu sudah selesai lirik dan musiknya. Empat lagu sudah direkam," kata Fajar kepada Beritasatu.com beberapa waktu lalu.

Sayang duit cekak membuat cita-cita Fajar meluncurkan album rekaman masih terhalang. Untuk merekam empat lagu saja, Fajar harus merogok kocek hingga dua juta puriah lebih. Dengan gaji pas-pasan sebagai operator studio musik, Fajar setiap minggunya mendapat bayaran Rp120.000.

Selain untuk membiayai hidup sehari-hari, uang bayaran itu pula yang disisihkan untuk rekaman. Dalam lagu rekaman itu, Fajar memainkan gitar bersama tiga kawan lainnya yang memainkan bas, gitar dan vokal.

Album itu, kata Fajar, akan selesai dalam sebulan lagi. "Masalahnya cuma butuh mencari uang. baru separo terkumpul," ujar Fajar. Ia berharap segera mendapat tambahan uang untuk membat satu master lagu.

Fajar ingin menyelesaikan album rekaman itu. Rencananya album itu akan dibawanya ke Jakarta. Ia bercita-cita bisa bermain musik di Jakarta, berkolaborasi dengan musisi-musisi jempolan Jakarta. Mengarungi rimba persaingan industri musik, dengan saat yang sama ia ingin memperdalam musik.

Mendengarkan lagu-lagu ciptaan Fajar, terasa kuat tema-tema khas kaum muda yang dibalut dengan puisi. Dalam beberapa lagu justru terasa bagai musikalisasi puisi. Lagu-lagu Fajar  mengusung tema cinta, pacaran. Namun dari lagu-lagu itu, ia selalu menyelipkan pesan kemanusiaan. 
 
Simak saja lagunya berjudul "Intuisi". Penggalan liriknya: orang yang datang dan pergi, datang pergi lagi. Nyalakan kau redupkan lagi. Lagu ini kata Fajar bertutur tentang ekspresi senang yang tiba-tiba jadi meradang. Ada juga lagu berjudul Lantunan Indah Bersajak Dia. Lagu lainnya adalah Goresan Pena Di senja.

Dan satu lagi lagu yang sudah direkam adalah lagu Merah Bercerita. "Lagu ini lagu tentang seseorang. Rencananya lagu ini untuk Ibu yang masih menunggu bapak pulang,". Membuat lagu dan bernyanyi bagi Fajar juga untuk menjaga semangat optimis. Optimis menanti Thukul pulang. "Tetap ada jalan. Harus selalu optimis walau kadang pesimis," katanya. Walaupun diakuinya, kalau kalau sedang tak semangat ia sering berucap sendiri "Hidup tidak boleh terlalu lama jika terlalu banyak dosa".

Sebulan lalu Fajar yang berpikir keras memikirkan nasib bapaknya justru berjumpa Thukul dalam sebuah mimpi. Dalam mimpi itu Fajar berkata kepada Thukul: "kowe nang ndi wae (kamu itu ke mana saja)". Fajar juga mengeluarkan sumpah serapah kepada Thukul. Tapi Thukul justru diam saja. Malah Thukul memandang ke orang lain. Fajar bertanya lagi, "kamu itu ke mana saja". Tak ada jawaban, Fajar kesal lalu menendang ke arah Thukul. Setelah ditendang berkali-kali itu Wiji Thukul berkata: "Aku nang omahe koncoku, lungguh udat udut (aku di rumah teman, duduk santai sambil merokok).

Mimpi tetaplah bunga tidur. Tapi penulis puisi "Satu Mimpi Satu Barisan" itu tetaplah belum kembali.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

Sempat Dikabarkan Hilang, Anak Barry Prima Sudah Ditemukan

Sempat Dikabarkan Hilang, Anak Barry Prima Sudah Ditemukan

LIFESTYLE
7 Hari Hilang di Hutan, Lansia Ditemukan Tewas di Mamuju

7 Hari Hilang di Hutan, Lansia Ditemukan Tewas di Mamuju

NUSANTARA
Gadis Bandung Korban Penculikan Ditemukan di Saparua, Tersangka Diamankan di Kosambi

Gadis Bandung Korban Penculikan Ditemukan di Saparua, Tersangka Diamankan di Kosambi

NUSANTARA
Viral, Gadis di Bandung Ditodong dan Diculik Mantan Pacar

Viral, Gadis di Bandung Ditodong dan Diculik Mantan Pacar

NUSANTARA
Heboh Tante Culik Anak di Gorontalo, Ternyata Ini Motifnya

Heboh Tante Culik Anak di Gorontalo, Ternyata Ini Motifnya

NUSANTARA
Gerindra Bocorkan Isi Pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Kepresidenan

Gerindra Bocorkan Isi Pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Kepresidenan

NASIONAL

BERITA TERKINI

20 Jemaah Haji Indonesia Dirawat, Mayoritas Jantung, Paru, dan Demensia

NASIONAL 11 menit yang lalu
1047395

Kishida Mau Bertemu Kim Jong-un untuk Selesaikan Masalah Penculikan Warganya

INTERNASIONAL 22 menit yang lalu
1047394

5 Tips Terhindar dari Love Scam, Manipulasi Berkedok Cinta

LIFESTYLE 46 menit yang lalu
1047129

Jerman Kembangkan Minuman Bir Bubuk, Tak Perlu Botol

INTERNASIONAL 53 menit yang lalu
1047393

1.500 Pelari Akan Tampil di Sport 10K Run

SPORT 56 menit yang lalu
1047392

Terungkap, Ini Alasan Penumpang yang Buka Pintu Pesawat Saat Masih di Udara

INTERNASIONAL 1 jam yang lalu
1047391

Pedagang Ikan Hias Akan Dilantik Jadi Anggota DPRD Surabaya

NUSANTARA 1 jam yang lalu
1047390

Ganjar Ikut Senam di Alun-alun Kota Serang, Teriakan Presiden Rakyat Mengudara

NUSANTARA 1 jam yang lalu
1047389

Piala Dunia U-20: Kalahkan Jepang, Israel U-20 Lolos 16 Besar

SPORT 2 jam yang lalu
1047388

Celtics Outstanding, Paksa Miami Heat Bermain hingga Game Ketujuh

SPORT 2 jam yang lalu
1047387
Loading..
TAG TERPOPULER

ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon