Jakarta, Beritasatu.com - Jumlah korban jiwa akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan, data terbaru jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tersebut sebanyak 163 orang.
“Data terbaru, sebanyak 163 orang meninggal dunia di NTT dan 45 orang masih hilang. Sementara, di Nusa Tenggara Barat (NTB) jumlah korban jiwa sebanyak 2 orang,” ujar Doni Monardo dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (8/4/2021). Saat konferensi pers, Doni sedang berada kantor Bupati Sikka.
Secara terperinci, Doni mengatakan, korban di Adonara sebanyak 71 meninggal dunia dan 5 hilang, Lembata 43 meninggal dunia dan 25 hilang, Alor 27 meninggal dunia dan 14 hilang, serta Malaka 6 orang meninggal dunia.
Sementara, korban meninggal dunia di Kabupaten sebanyak 3 orang dan 1 hilang, Kota Kupang 6 orang meninggal dunia, Rotendao dan Sabu Raijua masing-masing 2 orang meninggal, serta Sikka, Ngada, dan Ende masing-masing satu orang meninggal.
Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor B Laiskodat telah menetapkan status tanggap darurat terhitung mulai 6 April sampai 5 Mei 2021. Status keadaan tanggap darurat bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang di NTT ditetapkan melalui Surat Keputusan Nomor 118/KEP/HK/2021 tertanggal 6 April 2021.
Penetapan keputusan ini diambil berdasarkan dampak dari siklon tropis seroja di Kota Kupang dan 21 kabupaten dalam wilayah NTT sejak 2 April sampai 5 April 2021. Dengan adanya penetapan keputusan tanggap darurat ini diharapkan pihak-pihak terkait mampu mempercepat penanganan bencana di wilayah NTT.
Sumber: BeritaSatu.com