Jakarta, Beritasatu.com - Korvet hibah dari Korea Selatan yang sudah berusia 40 tahun dianggap bakal merugikan Indonesia. Hal tersebut menyebabkan sejumlah pihak menolak hibah tiga korvet hibah tersebut. Selain usianya yang sudah uzur, biaya perawatan 3 korvet itu juga bakal mahal sehingga bisa menyamai harga korvet yang baru. Jika tetap memaksakan menerima 3 korvet usang itu bahaya juga akan mengancam para prajurit yang nantinya akan menggunakan korvet tersebut.
"Sebenarnya hibah kapal dari Korea itu menurut saya bukan kabar yang sepenuhnya menggembirakan," ujar Khairul Fahmi, pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) di Jakarta, Jumat (28/1/2022).
Fahmi mengakui, walaupun saat ini Indonesia sedang berupaya meningkatkan kekuatan di laut. Namun kehadiran 3 korvet hibah tersebut justru berpotensi membebani TNI AL. Karena bagaimanapun 3 korvet usianya sudah diatas 30 tahun. Tentu butuh effort yang lebih besar untuk memelihara kemampuan dan merawatnya.
"Padahal seperti diketahui, DPR baru saja menyetujui penghapusan 2 KRI yang sudah berusia 40 tahun dan segera menyusul sekitar 20 kapal lain. Begitu pula Menhan, berulangkali juga mengatakan tidak ingin membeli kapal bekas," tegasnya.
Fahmi menyebut, hibah memang bukanlah pembelian. Tetapi tetap saja pengoperasian dan pemeliharaan kelaikan 3 korvet itu akan berbiaya tinggi. Lagipula, pengoperasian kapal berusia di atas 30 tahun tentu meningkatkan risiko kegagalan atau kecelakaan bagi yang menggunakannya.
"Kita berharap tragedi Nanggala menjadi pelajaran berharga," tandasnya.
Halaman: 123selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com