Perhutani Dinilai Punya Peran Penting dalam Program Dekarbonasi

Jakarta, Beritasatu.com - Perum Perhutani dinilai berperan penting dalam mewujudkan program zero emission/dekarbonisasi pada 2060 atau nationally determined contribution (NDC) yang juga melibatkan sembilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya. Hal itu disampaikan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury dalam keterangannya, Jumat (4/2/2022).
“Peran Perhutani dan PTPN menjadi penting dalam program ini (dekarbonisasi). Sebab, di satu sisi merupakan BUMN produsen emisi dan di satu sisi memberikan nature based climate solutions, sehingga perlu peran dari Perhutani untuk menyukseskan program ini bersama BUMN yang terlibat di dalam program ini,” kata Pahala.
Nota Kesepahaman (MoU) Dekarbonisasi BUMN bersama PTPN III, PT Pupuk Indonesia, PT Pertamina, MIND ID, PT PLN, PT Semen Indonesia, PT BKI, dan Perum Perhutani telah diteken pada Kamis (3/2/2022).
Sementara itu, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menyatakan sebagai BUMN yang bergerak di bidang kehutanan, pihaknya akan mendukung program pemerintah dan berperan mengurangi dekarbonasi di kawasan hutan Indonesia.
“Sesuai dengan mandat dari Kementerian BUMN, Perum Perhutani akan serius dan fokus dalam mengurangi emisi karbon sehingga target pemerintah Indonesia dalam penurunan emisi GRK (gas rumah kaca) sebesar 29 persen pada 2030 dapat tercapai, sehingga tepat kalau Indonesia menargetkan sektor kehutanan, pertanian serta sektor energi dan transportasi masuk dalam program dekarbonisasi ini,” ujarnya.
Menurut Wahyu, ada tiga pilar dekarbonisasi, yaitu efisiensi energi, dekarbonisasi di sektor kelistrikan (listrik dihasilkan dari sumber yang rendah emisi), serta elektrifikasi pada end-uses (dipaksakan untuk penggunaan listrik pada semua kegiatan, dengan syarat listrik tersebut juga dihasilkan dari sumber yang rendah emisi).
“Perhutani sejauh ini telah melakukan identifikasi beberapa hal. Pertama, adanya inisiatif untuk menurunkan emisi secara end to end atau dari hulu ke hilir terutama adalah melalui efisiensi energi, serta migrasi jenis energi yang memiliki emisi lebih tinggi ke emisi yang lebih rendah. Kedua, pengembangan usaha yang bisa menjadi pendorong untuk menurunkan emisi,” katanya.
“Selain itu, kita telah mengembangkan klaster industri hijau, mengembangkan geotermal, energi baru terbarukan. Dengan perhitungan tersebut, jumlah emisi yang dihasilkan oleh masing-masing BUMN dan bagaimana hal itu diharapkan akan bisa berkontribusi pada komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi sebesar 29 persen di tahun 2030,” imbuhnya.
Sumber: BeritaSatu.com
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Tewaskan 4 Orang, Begini Kronologis Lengkap Kecelakaan Maut di Exit Tol Bawen
Capres Inisial P Pilihan Projo Disebut Didukung Penuh Jokowi
Pidato sebagai Ketum PSI, Kaesang ke Erina Gudono: I Love You So Much
1
Polri Terbitkan 4 SKCK Bakal Capres dan Cawapres
B-FILES


Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin
Identitas Indonesia
Yanto Bashri