Yogyakarta, Beritasatu.com - Masyarakat Batak perantauan di DI Yogyakarta menggelar aksi damai guna menentang premanisme. Masyarakat Batak perantauan menyuarakan kepada pemerintah daerah, negara dalam hal ini Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Tentara Nasional Indonesia untuk bertindak tegas terhadap segala aksi premanisme dan kekerasan. Masyarakat yang tergabung dalam Pemuda Batak Bersatu juga meminta agar aparat peka terhadap aktivitas oknum-oknum tertentu yang terlibat dalam aksi dan kegiatan premanisme di seluruh wilayah Yogyakarta.
Hal tersebut terungkap melalui aksi damai yang digelar Masyarakat Batak perantauan di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Sabtu (14/5/2022). Aksi damai tersebut diikuti sekitar seribu orang menuntut keadilan setelah tindak kekerasan yang mengakibatkan David Siallagan asal Pematang Siantar serta Tegar Imam Prakarsa dari Bangka Belitung yang meninggal dunia akibat kekerasan serta penganiayaan pada Minggu (8/5/2022) sekitar pukul 01:57 WIB dinihari, di Perempatan Selokan Mataran Seturan.
Ketua Pemuda Batak Bersatu DPD DIY, Gabriel Ambo Saragi menegaskan bahwa Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan adalah hal yang ironis karena dua orang korban yang meninggal akibat penusukan tersebut berstatus sebagai mahasiswa.
"Aksi damai ini bertujuan supaya peristiwa itu tidak terulang kembali. Pelaku agar diungkap secara objektif (oleh kepolisian)," tegas Gabriel yang akrab dipanggil Lingga.
"'Jogja tak seperti dulu', itulah pernyataan yang kerap kami dengar dari teman-teman alumni yang pernah tinggal dan hidup di kota ini. Sungguh tragis menyaksikan situasi keamanan Yogyakarta hari-hari ini. Menghabisi nyawa seseorang melalui empat tusukan menjadi hal yang mudah dilakukan di jalanan. Alibi membela diri, empat tusukan dititik vital hanya dapat
dilakukan orang yang terlatih," imbuhnya.
Lebih lanjut Lingga menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak suku bangsa. Aksi damai yang dilakukan tersebut bukan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan di Tanah Air. Ia menegaskan, pelaku adalah oknum, bukan menceminkan suku tertentu.
"Kami mengutuk keras atas kejadian ini. Kami berharap ini yang terakhir kejadian di Yogyakarta. Ini Aksi damai. Kita menjunjung tinggi NKRI. Satu Nusa Satu Bangsa," pungkasnya.
Aksi damai tersebut diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pelepasan dua burung merpati sebagai pertanda kembalinya dua korban ke hadapan sang Khalik.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com