Bandar Lampung, Beritasatu.com - Para pedagang daging sapi di Pasar Pasir Gintung, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, mengaku khawatir dengan adanya kasus penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasalnya, informasi penyebaran wabah PMK sangat memengaruhi omzet penjualan daging.
Salah satu pedagang, Haji Yopi mengatakan, dampak isu PMK sangat terasa terhadap usaha yang gelutinya sejak 20 tahun silam.
"Sudah ada beberapa konsumen yang bertanya dan takut atas penularan PMK tersebut. Pembeli ada yang mulai takut mengonsumsi daging karena adanya PMK. Padahal penyakit tersebut tidak menular kepada manusia," kata Haji Yopi, Sabtu (14/5/2022).
Yopi berharap penyakit menular pada hewan ternak sapi tersebut tidak sampai masuk ke Lampung. Selain itu, para peternak dan rumah potong juga harus berperan aktif memastikan kesehatan hewan sebelum dipotong. "Jangan sampai penyakitnya masuk Lampung, bisa turun pembeli daging kalau tidak dilakukan antisipasi," ujar Yopi.
"Sebelum adanya wabah PMK, sehari bisa terjual 40 kilogram hingga 50 kilogram daging sapi, kalau sekarang paling hanya 30 kilogram per hari," tambahnya.
Hal serupa diungkapkan Joni (45) pedagang daging sapi di Pasar Kangkung, Teluk Betung, Bandar Lampung. Joni juga mengeluhkan peminat daging yang mulai menurun akibat isu PMK tersebut. Joni mengaku, omzet penjualan daging sapinya menurun drastis.
"Pembeli daging mulai sepi. Biasanya bisa menjual 15 kilogram hingga 20 kilogram per hari. Namun, karena adanya wabah PMK yang menyerang sapi saat ini hanya terjual 10 kilogram per hari," ujar Joni.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com