Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung penuh upaya berjenjang yang dilakukan pemerintah daerah dalam menangani dan mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, khususnya sapi.
Indonesia sendiri tercatat bebas PMK sejak 1986 dan mendapatkan pengakuan internasional pada 1990.
Untuk itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berharap berbagai upaya mitigasi yang dilakukan pihaknya bersama pemerintah daerah dapat secara optimal menekan penyebaran PMK dan mengantar kembali Indonesia sebagai negara bebas PMK.
“Indonesia menjadi negara yang bebas PMK di Asia dari 1990, dan ternyata beberapa hari lalu kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi dari hasil tes dan pemantauan di lapangan, disertai jumlah yang terinfeksi dengan tingkat kematiannya yang bisa dikatakan rendah, kita harapkan PMK kali ini berada pada level ringan,” terang Syahrul, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima, Sabtu (15/5/2022).
Dukungan yang diberikan Kementan, tidak hanya sebatas pengerahan tim lapangan maupun obat-obatan. Mentan Syahrul juga memastikan pihaknya akan bekerja cepat meneliti dan menghasilkan vaksin PMK.
“Kami akan terus bekerja, kami lakukan langkah-langkah terpadu yang dapat meminalisir angka penyebaran, baik dengan isolasi, lockdown wilayah atau kandang, kita lakukan tracing, dan intervensi obat-obatan, dan secepatnya kami dapatkan serotype dari PMK ini dan kami dapat segera mungkin menghasilkan vaksinnya,” kata Syahrul.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nuryamsi, saat kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 17, Jumat (13/5/2022), di AOR BPPSDMP. Tema yang diangkat adalah "Jangan Panik dengan PMK".
Dedi mengatakan tidak perlu panik dengan PMK, karena dengan panik masalah tidak akan teratasi, keluarkan seluruh tenaga, energi, pikiran untuk menanggulangi PMK secara bersama-sama.
“Mari bersama-sama turun ke lapangan secara masif dan sinergi untuk menanggulangi PMK, Identifikasi ternak apakah ada gejala pada ternak, apabila ada lakukan isolasi mandiri agar ternak lain tidak tertular," ujar Dedi.
Dedi juga mengajak petani dan peternak untuk memanfaatkan BPP Kostratani, yang salah satu fungsinya adalah sebagai pusat konsultasi agribisnis. Menurutnya, BPP Kostratani dapat dijadikan tempat konsultasi para peternak, tenaga kesehatan maupun pemda setempat tentang penangulangan PMK pada hewan ternak.
“Pencegahan PMK dilakukan dengan memberi pakan bagus dan vitamin bagi hewan ternak juga gunakan senyawa yang dapat membunuh virus di kandang dan sekitarnya,” jelas Dedi.
Dedi mengatakan, untuk fokus ke penangulangan PMK, diperlukan kerja sama antara pemerintah, peternak, pemda, tenaga kesehatan untuk penanggulangan PMK.
Narasumber MSPP, Kepala Pusat Balai Besar Penelitian Veteriner, Harimukti Nuradji mengatakan PMK disebabkan virus foot mouth disease (FMDV), merupakan virus yang memiliki genom plus strand RNA.
“PMK merupakan penyakit yang sangat menular pada hewan peka, membutuhkan usaha yang luar biasa extaordinary untuk pengendalianya,” ujar Harimukti Nuradji.
Harimukti Nuradji menambahkan bahwa PMK juga menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi. Penyakit ini menjadi eksotik di Indonesia sejak tahun 1990 dan muncul kembali tahun 2022.
Narasumber selanjutnya, Syamsul Ma’arif, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, menjelaskan rencana aksi yang akan dilakukan diantaranya memberikan multivitamin untuk penguat dan antibiotik untuk mencegak infeksi bakteri.
“Harus dilakukan pembatasan dan pengetatan lalu lintas ternak, pasar hewan dan rumah potong hewan serta masuknya ternak hidup diwilayah perbatasan negara belum bebas PMK,” ujar Syamsul Ma’arif.
Pengaturan lalu lintas produk hewan harus mengikuti ketentuan lalu lintas produk hewan dengan rekomendasi pemasukan dan sertifikat veteriner.
“Produk hewan olahan yang telah mengalami perlakuan dalam proses pembuatannya atau pengolahannya sehingga mampu mematikan virus PMK, maka diperbolehkan dilalu lintaskan sesuai dengan persyaratan teknis,” tutup Syamsul Ma’arif.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: PR