Jokowi: Dunia Tidak Boleh Mengulang Kesalahan Saat Pandemi Covid-19
Bali, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi Covid-19. Pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, Jokowi mengingatkan kepada anggota G20 agar dapat belajar dari pandemi Covid-19 sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kemungkinan masalah kesehatan di waktu mendatang.
“Ini adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global. Never again harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi yang mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia,” kata Jokowi, Rabu (16/11/2022).
Jokowi mengajak agar seluruh negara untuk tidak lengah dalam memastikan kondisi kesehatan dunia saat ini. Meski pandemi Covid-19 mengalami tren penurunan, Jokowi tetap mengajak dunia agar tetap waspada dan memperhatikan kesehatan global.
“Sekarang kita mulai mengawali isu kesehatan. Para pemimpin negara G-20, dunia kita semakin pulih dari pandemi Covid-19, tetapi kita tidak boleh lengah. Darurat kesehatan yang berikutnya dapat muncul kapan saja,” tutur Jokowi.
Jokowi menyerukan kepada negara G-20 untuk tetap siap dalam mengantisipasi darurat kesehatan yang akan datang. Ia berharap G-20 mampu untuk mengambil langkah konkret dalam kesepakatan arsitektur kesehatan global.
“Kita harus siap, sebab kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita. G-20 harus mengambil langkah yang nyata dan segera,” tutur Jokowi.
Ia mengungkapkan dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, perlu adanya solidaritas yang menjadi pilar utama. Jokowi juga mengajak anggota G-20 untuk berpartisipasi dalam mengumpulkan rencana pendanaan pandemic fund. Jokowi menyebut Indonesia telah berkomitmen dengan memberikan US$ 50 juta.
“Kita perlu WHO yang lebih kuat dalam bertarung. Solidaritas keadilan harus menjadi roh arsitektur kesehatan global. Saat ini, G-20 telah berhasil membentuk dana pandemi ini harus diikuti dengan penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal,” kata Jokowi.
Selain dengan solidaritas, Jokowi juga mengatakan bahwa negara berkembang harus menjadi bagian dari kontribusi dalam memperkuat arsitektur keseatan global. Hal ini untuk menghilangkan diskriminasi kesehatan teradap negara berkembang.
“Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan, negara berkembang membutuhkan kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pemasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset,” imbuhnya.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini