Bangkok, Beritasatu.com - Pertemuan para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC dimulai di Bangkok pada hari Jumat (18/11/2022) dengan tuan rumah Thailand menyerukan, untuk bergandengan tangan mengejar pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi dan sosial akibat Covid-19 dan perubahan iklim, serta ketegangan geopolitik.
Para pemimpin dan kepala negara dari 21 ekonomi anggota Lingkar Pasifik telah datang ke ibu kota Thailand untuk pertemuan yang berlangsung pada 18-19 November.
Apa itu APEC?
APEC adalah forum antar pemerintah yang bertujuan untuk perdagangan bebas dan kerja sama ekonomi antar negara di sekitar tepi Samudra Pasifik.
APEC didirikan pada tahun 1989 sebagai respons terhadap pertumbuhan saling ketergantungan ekonomi Asia-Pasifik dan munculnya blok ekonomi regional seperti Uni Eropa dan Area Perdagangan Bebas Amerika Utara.
Ekonomi anggota APEC adalah tempat bagi lebih dari 2,9 miliar orang dan menghasilkan lebih dari 60 persen PDB global.
Organisasi ini signifikan dalam hal ukuran dan komposisinya. APEC mengumpulkan para pemimpin top dunia. 21 negara itu termasuk AS, Tiongkok, dan Rusia. Ada juga Jepang, Korea Selatan, dan sebagian besar negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Anggota APEC adalah Kanada, Amerika Serikat, Chile, Meksiko, Peru, Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Hong Kong , Taiwan, dan Rusia.
KTT APEC 2022 diadakan di Pusat Konvensi Nasional Queen Sirikit di Bangkok, di mana lebih dari 3.000 petugas polisi dikerahkan untuk mengamankan para peserta.
Bertema “Open, Connect, Balance,” pertemuan tersebut berfokus pada pemulihan konektivitas setelah pandemi virus corona dan memfasilitasi mobilitas bisnis.
Pertemuan APEC dimulai pada Jumat pagi dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha membawa fokus pada pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.
Saat dia berbicara kepada hadirin yang mencakup para pemimpin dari dua pencemar karbon terbesar di dunia, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
“Kita tidak bisa lagi hidup dengan cara lama. Kita harus mengubah perspektif kita dan mengubah cara hidup dan berbisnis,” kata Chan-o-cha.
“Kita masih berada di bawah ancaman perubahan iklim, yang tidak hanya berdampak pada kawasan Asia-Pasifik, tetapi juga penghidupan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, kita harus bergandengan tangan untuk mengurangi dampaknya, dan untuk melindungi dunia kita.”
PM Thailand juga menyampaikan kepada para pemimpin APEC “Tujuan Bangkok” yang diinginkan oleh negara tuan rumah untuk menjadi hasil pertemuan tahun ini dan kerangka kerja untuk memajukan keberlanjutan APEC.
Baca selanjutnya
Tujuannya terdiri dari mendukung upaya perubahan iklim, memajukan perdagangan dan investasi ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Arab News