Jakarta, Beritasatu.com – Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyinggung soal penggalangan narasi. Menurut Lodewijk, penggalangan narasi memiliki kekuatan yang dahsyat karena merupakan operasi intelijen tingkat tinggi.
“Penggalangan narasi, penggalangan adalah operasi intelijen paling tinggi. Tidak semua bisa lakukan penggalangan,” ujar Lodewijk saat memberikan pengarahan dalam rapat koordinasi nasional (rakornas) bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) Partai Golkar di Jakarta, Senin (21/11/2022).
Lodewijk menuturkan salah satu pola yang diterapkan dalam penggalangan narasi adalah let them fight atau membiarkan orang bertarung (secara narasi). Menurutnya, salah satu contoh penggalangan narasi dengan pola let them fight adalah munculnya Dewan Kopral vs Dewan Kolonel untuk mendukung dua kader PDI Perjuangan menjadi capres.
“Let them fight, apakah terjadi di Indonesia? Terjadi enggak? Terjadi. Lihat ada partai lain, dampak dari penggalangan. Seorang gubernur dengan seorang pejabat tinggi partai ribut. Pernah tahu kan?,” katanya.
Lodewijk tidak menyebutkan secara gamblang gubernur dan petinggi partai yang dimaksud. Namun, kata dia, penggalangan narasi membuat akhirnya gubernur dan petinggi partai diberi teguran. Dalam konteks itu, Lodewijk juga menyinggung soal Dewan Kolonel dan Dewan Kopral.
“Sampai dipanggil, diberikan teguran, itu artinya let them fight, sehingga terbentuk Dewan Kopral dan Dewan Kolonel. Betapa dahsyatnya penggalangan opini. Sangat merusak. Sangat sakit,” tuturnya.
Sebelumnya, muncul organisasi Dewan Kolonel yang dibentuk oleh sejumlah anggota Fraksi PDIP untuk mendukung dan melakukan sosialisasi Ketua DPR Puan Maharani sebagai capres di dapil masing-masing. Kemudian, tak lama setelah itu, muncul Dewan Kopral yang dibentuk oleh relawan untuk mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com