Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, menilai untuk menjadi seorang pemimpin di Indonesia, karakter paling penting yang harus dimiliki adalah bisa mengayomi dan selalu mendengarkan aspirasi rakyat. Tanpa adanya karakter itu, ia meyakini pemimpin tersebut pasti akan ditinggalkan.
“Pemimpin itu menurut saya yang bisa bikin adem ayem, yang punya karakter mendengarkan dan mengajak. Jadi bagi yang tidak mau mendengar dan tidak mau mengayomi, pasti mereka akan ditinggalkan,” kata Ganjar Pranowo yang hadir secara virtual saat sesi diskusi #YourVoiceMatters dalam rangkaian kegiatan Ideafest 2022 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Dalam kepemimpinannya di Jawa Tengah, Ganjar mencoba mengimplementasikan karakter penting tersebut. Ganjar bercerita, suatu hari ia bertemu tiga kelompok masyarakat yaitu kelompok anak-anak, kelompok perempuan, dan kelompok penyandang disabilitas yang ternyata memiliki aspirasi yang berbeda-beda.
Di kelompok anak-anak, mereka menginginkan ruang belajar bebas aksi perundungan dan bisa membaca di mana pun. Sedangkan kelompok perempuan, mereka menyoroti gaya pembangunan yang dinilai selalu maskulin, lebih melihat fisik, tidak pernah berbicara ruang-ruang atau ide yang bisa menyetarakan.
Hal yang juga disoroti terkait minimnya perhatian terhadap ibu hamil, sehingga angka kematian ibu melahirkan dan bayi masih tinggi. Untuk kelompok penyandang disabilitas, aspirasinya berbeda lagi. Menurut mereka, bukan belas kasihan yang paling dibutuhkan, tetapi adanya kesetaraan dengan cara memberikan fasilitas yang ramah bagi penyandang disabilitas.
“Mendengar hal itu, otak saya ini guncang, perasaan saya kacau. Akhirnya kemudian setiap musyawarah pembangunan, tiga kelompok ini saya ajak, mereka bisa terlibat. Maka saya mencoba mendengarkan, saya mencoba melibatkan mereka dan memberikan ruang kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan lebih banyak ide, gagasan dan partisipasinya,” kata Ganjar.
Ia menambahkan, pemimpin juga harus bisa memahami dan menghargai adanya keberagaman di Indonesia.
“Orang yang berbeda suku, agama, golongan, itu kan juga orang Indonesia. Dicubit sakit, kalau lapar ya makan, rasanya akan sama saja,” kata Ganjar.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com