Ini Sejarah Lokananta, Perusahaan Musik Tertua di Indonesia

Senin, 28 November 2022 | 07:32 WIB
Faisal Maliki Baskoro / FMB
Deretan artis tempo dulu yang pernah merekam lagu di studio Lokananta

Jakarta, Beritasatu.com - Studio rekaman pertama Indonesia, Lokananta, adalah harta karun yang nyaris terlupakan. Terletak di Solo, Jawa Tengah, titik nol industri musik Indonesia ini sempat mengalami jatuh bangun sejak didirikan pada 1956.

Era keemasannya terjadi pada 1960-an hingga 1970-an, kemudian pada tahun 1980-an, BUMN musik ini mulai digerogoti pembajak musik amatir hingga dinyatakan bangkrut pada 2001. Sejak saat itu, Lokananta praktis mangkrak hingga akhirnya diselamatkan Pemerintah Kota Solo dan Kementerian BUMN, melalui holding Danareksa, pada tahun 2022.

Banyak generasi muda yang tidak tahu mengenai sejarah Lokananta. Mirisnya, warga Solo sendiri lebih mengenal bangunan bersejarah ini sebagai tempat futsal. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kemudian meminta kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk merevitalisasi warisan budaya dan ekonomi kreatif Indonesia tersebut. PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), BUMN spesialis merawat BUMN sakit, menyanggupi permintaan itu dan melakukan pre-launching Lokananta Reload pada 27 November 2022.

"Lokananta adalah titik nol musik Indonesia. Menurut kami, Lokananta mempunyai nilai sejarah dan peran yang sangat besar. Oleh karena itu, Kementerian BUMN memberikan komitmen besar untuk mendukung industri kreatif dan ekonomi lokal," kata Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi di konferensi pers Lokananta Reload, di Solo, Minggu (27/11/2022).

Berikut adalah perjalanan Lokananta sejak pertama didirikan. Sebagian data diambil dari buku Lokananta yang ditulis Dzulfikri Putra Malawi, Fakhri Zakaria, dan Syaura Qotrunadha dan liputan Beritasatu.com.

29 Oktober 1956: Pabrik piringan hitam Lokananta, Jawatan Radio Kementerian Penerangan Republik Indonesia didirikan di Solo, Jawa Tengah. Lokananta berfungsi sebagai studio rekaman pendukung Radio Republik Indonesia. Pendiri Lokananta adalah R Maladi, yang juga pemain sepakbola terkenal pada zamannya.

1959: Lokananta mulai menjalankan usaha yang bersifat komersil dengan menjual piringan hitam secara mandiri untuk masyarakat umum.

1961: Terbit PP no.125/1961 yang mengatur bidang kerja Lokananta untuk fokus pada rekaman lagu daerah.

Lokananta, studio rekaman pertama RI.

5 Agustus 1962: Diselenggarakan Asian Games IV di Jakarta. Lokananta memproduksi empat seri album kompilasi yang dibagikan kepada para atlet yang berlomba. Album tersebut berjudul "Asian Games Souvenir from Indonesia"

16 Maret 1965: Lokananta memindahkan lagu berjudul Terang Bulan ciptaan Saiful Bahri dari Orkes Studio Djakarta ke dalam piringan hitam. Kelak lagu ini akan menjadi dasar dari lagu kebangsaan Malaysia Negaraku.

1967: Waldjinah, salah satu bintang Lokananta, mengeluarkan album debut berjudul "Ngelam-Ngelami" yang berisi enam buah lagu.

1972: Lokananta mengadopsi teknologi percetakan pada kaset karena penjualan piringan hitam menurun drastis. Setiap bulan Lokananta dapat mencetak dan menjual 100.000 kaset.

1980-1982: Phillip Yampolsky, peneliti dari Wisconsin University, melakukan riset dan pendataan koleksi Lokananta. Penelitian tersebut menjadi bahan disertasinya yang berjudul "Lokananta: A Discography of the National Recording Company of Indonesia 1957-1985". Hasil penelitian Yampolsky hingga saat ini masih menjadi satu-satunya rujukan untuk menelusuri arsip Lokananta.

1982: Lokananta mulai berhadapan dengan pembajak musik amatir. Pada masa itu, Lokananta menghadapi 129 kasus pembajakan.

1983: Lokananta mulai terpuruk karena serbuan industri musik bajakan. Di tahun yang sama, Lokananta memutuskan kontrak dengan Waldjinah dengan rekaman terakhir berjudul Entit. Lokananta membentuk unit usaha penggandaan film dengan format pita magnetik (Betamax dan VHS).

1998: Departemen Penerangan dibubarkan. Karena perpindahan yang begitu membingungkan, Lokananta sempat mengalami kekosongan selama 3 tahun.

2001: Lokananta sempat dinyatakan bangkrut.

2004: Lokananta akhirnya masuk menjadi bagian dari Percetakan Negara Republik Indonesia dan menjadi kantor cabang Surakarta, dengan nama resmi "Perum Percetakan Negara RI cabang Surakarta-Lokananta.

Oktober 2012: Muncul gerakan Sahabat Lokananta yang diinisiasi oleh beberapa pelaku industri musik Indonesia. Salah satunya adalah almarhum Glenn Fredly. Pada tahun yang sama, ia meluncurkan album DVD berjudul "Glenn Fredly and Bakucakar Live from Lokananta".

2013: Pandai Besi, side project dari Efek Rumah Kaca (ERK) melakukan rekaman di Lokananta dan menghasilkan album "Daur Baur". Pada November 2013, band White Shoes & the Couples Company melakukan rekaman langsung di Lokananta dan menghasilkan album "White Shoes & the Couples Company Menyanyikan Lagu-lagu Daerah" yang dirilis dua bulan setelahnya.

2014: Festival Lokananta diadakan oleh pekerja volunteer yang berasal dari sekitar Solo dan Yogyakarta.

2016: Lokananta mulai mendistribusikan secara resmi konten audionya ke berbagai layanan streaming digital.

27 November 2022: PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), anggota holding BUMN lintas sektor Danareksa, mengumumkan revitalisasi Lokananta. Menggandeng M Bloc Space, festival musik Lokananta Reload diadakan di Lokananta dan menampilkan Padi Reborn dan Efek Rumah Kaca dan dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Revitalisasi ditargetkan rampung April-Mei 2023.

Desain baru Lokananta, studio rekaman pertama RI, yang tengah direvitalisasi


Sumber: BeritaSatu.com

Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI