Kiyv, Beritasatu.com – Dua serangan drone di pangkalan udara di dalam wilayah Rusia telah membuat Moskwa mendapat pukulan besar dan menimbulkan pertanyaan tentang mengapa pertahanannya gagal, kata para analis, ketika perhatian beralih ke penggunaan pesawat tak berawak dalam perang antartetangga (Rusia dan Ukraina) ini.
Pejabat Ukraina menolak untuk mengakui peran Kyiv, setelah Rusia menuduh Ukraina menggunakan pesawat udara tak berawak era Soviet untuk menyerang dua pangkalan udara militer di wilayah Ryazan dan Saratov di Rusia tengah-selatan.
Tidak ada pihak yang memberikan bukti nyata tentang jenis senjata apa yang digunakan dan siapa yang berada di balik serangan itu.
Tetapi pernyataan Rusia menuduh Ukraina mungkin telah menggunakan drone pengintai Tupolev Tu-141 atau Tu-143, yang berasal dari tahun 1970-an tetapi kali ini bisa saja membawa bahan peledak, menurut beberapa ahli.
Kyiv juga mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya membuat kemajuan dengan drone tempur baru dengan jangkauan 1.000 km.
Moskwa mengatakan serangan hari Senin (5/12/2022) ini menewaskan tiga prajuritnya dan melukai empat lainnya, serta merusak dua pesawat tempur.
Pada hari Selasa (6/12/2022), lapangan udara Rusia ketiga di Kursk, yang terletak lebih dekat ke Ukraina, mengalami kebakaran dalam serangan pesawat tak berawak lainnya.
Analis militer melihat serangan itu sebagai tanggapan Kyiv terhadap Rusia pada hari yang sama ketika Moskwa melakukan gelombang serangan rudal lainnya pada infrastruktur penting di Ukraina.
"Ini adalah pukulan citra yang lebih besar daripada militer," kata Oleh Zhdanov, seorang analis militer yang berbasis di Kyiv.
"Artinya tidak ada situs di Rusia barat yang berada di luar jangkauan Ukraina."
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: CNA/Reuters