Bandung, beritasatu.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyatakan, peristiwa bom Bandung menunjukkan jaringan teroris masih ada. Untuk itu, setiap pihak, terutama Polri, Densus 88 Antiteror, dan BNPT perlu tetap waspada.
Hal itu disampaikan Mahfud saat menjenguk korban bom Astana Anyar di Rumah Sakit Immanuel, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022) petang.
"Tingkatkan kewaspadaan, Karena ternyata jaringan teroris itu masih ada," kata Mahfud.
Meskipun secara kuantitatif kasus menurun sejak tahun 2018 sampai dengan sekarang, Mahfud menyatakan, aksi terorisme masih ada di Indonesia. Untuk itu, Mahfud meminta masyarakat memaklumi jika aparat kepolisian bertindak tegas terhadap jaringan teroris.
"Karena terkadang kan ada yang nyinyir ,kalau kita menangkap teroris dianggap sewenang-wenang. Kalau didiamkan tidak menangkap dikira bodoh dan lalai. Oleh sebab itu mari kita bekerja sama saling pengertian menjaga negara ini," kata Mahfud.
Ditekankan, teroris bukan pejuang agama apa pun. Teroris, tegas Mahfud merupakan musuh kemanusiaan, musuh semua penganut agama.
"Oleh sebab itu kita harus hadapi bersama-sama masalah ini, yang ke depan harus berhati hati," kata Mahfud.
Diketahui, Agus Sujatno pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Bandung merupakan alumni bom panci Cicendo, Bandung pada 2017. Agus yang menjalani masa tahanan selama 4 tahun di Nusakambangan bebas pada Oktober 2021.
Menurut Mahfud, terorisme itu sudah menjadi ideologi dan harus deradikalisasi secara menyeluruh. Selain itu, mantan napi terorisme harus terus dipantau karena jaringannya masih hidup.
"Jaringan teroris itu sepertinya kayak sudah mati, padahal masih bergerak," tegas Mahfud MD.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com