Rencana Kudeta di Jerman, Polisi Tangkap Lebih Banyak Anggota Sayap Kanan

Berlin, Beritasatu.com - Pihak berwenang bakal melakukan lebih banyak penangkapan kepada anggota kelompok sayap kanan dalam beberapa hari ke depan, setelah dugaan rencana kudeta di Jerman untuk menggulingkan pemerintahan dan melantik mantan anggota keluarga kerajaan Jerman sebagai pemimpin nasional digagalkan.
Seorang mantan anggota parlemen dari sayap kanan Alternatif Untuk Jerman (AfD) juga termasuk di antara mereka yang ditahan, menurut jaksa penuntut Jerman.
"Berdasarkan pengalaman saya, biasanya ada gelombang kedua penangkapan," kata Georg Maier, menteri dalam negeri negara bagian Thuringia, Jerman timur, kepada penyiar Deutschlandfunk, Kamis (8/12/2022).
Pemimpin plot yang dituduhkan dan calon pemimpin mereka adalah seorang bangsawan kecil bernama Heinrich XIII Pangeran Reuss, keturunan keluarga kerajaan Reuss di Thuringia. Berusia 71 tahun, dia telah bekerja sebagai pengembang real estate.
Baik House of Reuss maupun kantor Pangeran Reuss tidak menanggapi permintaan komentar.
Sebanyak 25 tersangka anggota dan pendukung kelompok sayap kanan tersebut ditahan pada hari Rabu dalam penggerebekan yang melibatkan sekitar 3.000 personel keamanan yang digambarkan Maier sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern Jerman.
Meskipun kelompok sayap kanan telah meningkat di Jerman, penemuan dugaan komplotan itu mengejutkan salah satu negara demokrasi paling stabil dan ekonomi terbesar di Eropa.
"Ini tidak terlalu bisa dimengerti. Anda mendengar tentang rencana semacam itu dari negara lain tetapi untuk ini terjadi di luar pintu depan saya?" kata Melanie Merle, yang tinggal dekat dengan apartemen di ibu kota keuangan Frankfurt tempat Pangeran Reuss ditangkap.
"Pemerintah yang kita miliki tidak ideal tapi mungkin lebih baik dari yang mereka rencanakan," tawanya.
Jaksa mengatakan, kelompok itu terinspirasi oleh teori konspirasi negara bagian Reichsbuerger dan QAnon Jerman, yang pendukungnya termasuk di antara mereka yang ditangkap setelah penyerbuan Capitol AS pada Januari 2021.
Anggota Reichsbuerger (Warga Reich) tidak mengakui Jerman modern dan perbatasannya sebagai negara yang sah. Beberapa mengabdi pada "Reich" (kekaisaran) Jerman kuno di bawah monarki, dengan beberapa juga berbagi ide Nazi dan percaya bahwa Jerman berada di bawah pendudukan militer.
Sembilan belas dari tersangka komplotan ditahan pada hari Rabu, sementara enam lainnya diperkirakan akan diadili di hadapan hakim pada hari Kamis, kata jaksa penuntut.
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI

Banjir hingga 1 Meter Rendam Permukiman Warga Kelurahan Rawajati Jakarta

Heboh! Militer AS Deteksi UFO di Orbit Bumi Luar Angkasa

Lirik Lagu Lampu Merah dari The Lantis yang Viral di Medsos

Masih Kerja di Hari Ketiga Kampanye, Gibran Lepas Sekda Solo

Retno Marsudi: Palestina Punya Hak untuk Merdeka

Akuisisi 803 Menara Rp 1,75 Triliun, Mitratel Dapat Tambahan 1.327 Penyewa

Ratusan Buruh Lakukan Aksi Sweeping di Kawasan Industri MM2100 Cibitung

Badak Sumatera Kembali Lahir di Taman Nasional Way Kambas

Jumlah Kunjungan Meningkat, Kinerja Mal LPKR Berpotensi Naik pada Akhir 2023

Genjot Pariwisata, Pasuruan Dijadikan Kota Manasik

Tumbuh 12,5 Persen Jadi Rp 1.250 Triliun, Kredit BRI di Atas Rata-rata Industri

Lirik Lagu Memory Lane dari Zara Larsson dan Terjemahannya

Jeda Siang Perdagangan Kamis 30 November 2023, IHSG Naik 46 Poin

Olahan Masakan dengan Bahan Dasar Tepung Ketan

Ini Jenis-Jenis Tindak Pidana Pemilu Berikut Ancaman Hukumannya
2
4
TKN: Kampanye Prabowo-Gibran Bakal Fokus Mendengar Aspirasi
B-FILES


Pemilu 2024 vs Kesejahteraan Mental Generasi Z
Geofakta Razali
Rakernas IDI dan Debat Pilpres 2024
Zaenal Abidin
Indonesia dan Pertemuan Puncak APEC
Iman Pambagyo