Home News

Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi Temukan Kandungan Obat Kanker pada Jenazah

Jumat, 9 Desember 2022 | 18:31 WIB
Prasetyo Nugroho / DAS
Petugas mengevakuasi empat mayat yang ditemukan sudah dalam keadaan membusuk di Blok AC5, Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis, 10 November 2022 malam.

Jakarta, Beritasatu.com - Polda Metro Jaya menghentikan penyelidikan kasus kematian empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat karena tidak menemukan unsur pidana. Hal itu diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Mapolda Metro Jaya pada hari ini Jumat (9/12/2022).

Dalam konferensi pers tersebut hadir pula Kabid Puslabfor Kombes Pol Wahyu Marsudi. Ia mengatakan bahwa di dalam tubuh salah satu korban, yakni Renny Margaretha Gunawan (68) ditemukan kandungan tamoxifen di organ hepar atau hati.

Tamoxifen merupakan zat yang terdapat dalam obat yang digunakan untuk penderita kanker payudara.

Seperti diberitakan, suami istri Rudiyanto Gunawan (71) dan Renny Margaretha (68) bersama anak mereka Dian Febbyana (42) serta Adik dari Rudi, Budiyanto Gunawan(69) ditemukan tewas dalam kondisi membusuk bahkan hingga mengering.

Mereka diduga sudah meninggal tiga minggu sebelum ditemukan pada Kamis (10/11/2022) petang.

Menurut Hengki Haryadi, kematian satu keluarga ini merupakan fenomena baru. Namun, dipastikan satu keluarga di Kalideres tersebut tewas secara wajar.

Petugas mengevakuasi empat mayat .

"Hasil penyelidikan yang sangat detail kami temukan bahwa kematian yang terjadi di Kalideres adalah kematian wajar dalam kondisi yang tidak wajar," kata Hengki Haryadi.

Polisi turun tangan meski tidak ada laporan tindak kejahatan di rumah yang terletak di Blok AC5, Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat tersebut. Dalam pemeriksaan awal juga tidak ditemukan adanya bekas atau tanda kekerasan pada jenazah.

Selama sebulan aparat Polda Metro serius menangani kasus yang menjadi tanda tanya publik mengingat ada empat jenazah dalam satu rumah. Selain melibatkan tim forensik yang memeriksa jenazah, Polda Metro Jaya juga mengikutsertakan tim dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).

Barang bukti yang dibawa petugas dari lokasi kejadian.

"Kegiatan autopsi psikologis ini tujuannya adalah kami ingin mengidentifikasi profil psikologis dari anggota keluarga yang ada di tempat kejadian perkara tersebut," kata salah satu pengurus Pusat Aksifor, Nathanael Sumampaw.

Pelibatan para ahli ini merupakan bentuk kolaborasi interprofesi scientific crime investigation. "Melibatkan berbagai disiplin keahlian antara lain forensik dan medikolegal, patologi anatomi, psikiatri dan psikologi forensik, toksikologi forensik dan ahli DNA," kata Hengki.

Penyidik mengungkap sejumlah temuan. Salah satunya kain bertuliskan mantra dan aktivitas ritual yang aktif dilakukan keluarga tersebut.

"Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan yang mengarah kepada almarhum Budiyanto bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki akhir November lalu.

Budiyanto merupakan salah satu korban. Dia berstatus sebagai adik dari kepala rumah tangga Rudiyanto Gunawan.

Aktivitas Budiyanto itu diduga diikuti oleh tiga anggota keluarga lainnya. Para korban itu percaya lewat ritual yang dijalankan hidup mereka akan menjadi lebih baik.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu believe dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga dilakukan melalui ritual tertentu," jelas Hengki Haryadi.

Ris Astuti, adik dari almarhum Renny Margaretha, mengngkapkan, ia sudah lama tak berkomunikasi dengan keluarga kakaknya. "Terakhir berkomunikasi lima tahun lalu. Itu pun melalui telepon," katanya.



Sumber: BeritaSatu.com

# Keluarga Tewas di Kalideres# Kasus Kalideres# Temuan Mayat Kalideres# Obat Kanker Kalideres# Kasus Kalideres Dihentikan
Bagikan

BERITA TERKINI