Selasa, 21 Maret 2023

Kaleidoskop 2022: Malam Minggu Memilukan di Kanjuruhan

Iman Rahman Cahyadi / DAS
Rabu, 28 Desember 2022 | 19:48 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – Tanggal 1 Oktober 2022 akan dikenang sebagai salah satu masa kelam untuk sepak bola Indonesia dan juga dunia. Sabtu malam atau malam minggu yang ceria justru menjadi petaka dalam tragedi Kanjuruhan.

Ratusan orang yang datang untuk mendukung tim kesayangannya, Arema FC, di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, malah harus pulang tanpa nyawa.

Tiupan peluit panjang sang pengadil lapangan dalam laga Arema FC melawan Persebaya menjadi awal dari petaka. Penonton yang kecewa karena tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya masuk ke dalam lapangan.

Kaleidoskop 2022: Malam Minggu Memilukan di Kanjuruhan
Korban digotong saat kericuhandi Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.

Sebagian dari mereka melakukan penyerangan dan juga pengrusakan terhadap fasilitas yang ada. Para pemain yang ketakukan berhamburan masuk ke ruang ganti.

Situasi yang tidak kondusif memaksa petugas keamanan bertindak. Petugas gabungan Polri dan TNI berusaha menghalau penonton agar keluar lapangan.

Namun tiba-tiba polisi melepaskan tembakan gas air mata yang justru memicu kepanikan penonton. Pasalnya tembakan bukan hanya di arahkan ke penonton di lapangan melainkan juga ke tribun. Alhasil penonton -ada yang membawa anak-anak- berebutan mencari pintu keluar.

Di sisi lain pintu keluar justru tidak terbuka. Banyak penonton terjebak dalam kondisi mata pedih dan nafas sesak bahkan tergencet atau terinjak-injak.

Anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyampaikan, ada 45 tembakan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan.

"Dari 45 total tembakan itu, 27 tembakan gas air mata terlihat dalam video yang diterima oleh Komnas HAM dan 18 tembakan lainnya terkonfirmasi lewat suara," ujar Beka dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Akibat tragedi ini total jumlah korban tewas sebanyak 135 orang. Ini belum ditambah sekitar 596 luka ringan dan 26 lainnya luka berat.

Menko Polhukam Mahfud Md menegaskan, tragedi Kanjuruhan bukan disebabkan bentrok antarsuporter. Korban tewas karena desak-desakan dan terinjak.

Kaleidoskop 2022: Malam Minggu Memilukan di Kanjuruhan
Sebuah mobil polisi hancur akibat kericuhan seusai pertandingan Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Sabtu, 1 Oktober 2022.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya, Minggu (2/10/2022).

Penyebab dan Tersangka
Pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) pada 3 Oktober 2022. Mahfud sebagai ketua dan Menpora, Zainuddin Amali sebagai wakil ketua.

Anggotanya cukup menggambarkan independensi tim ini. Mereka antara lain Rhenald Kasali (akademisi), Anton Sanjoyo (jurnalis olahraga), Nugroho Setiawan (mantan pengurus PSSI dengan lisensi FIFA), Doni Monardo (mantan Kepala BNPB), Laode M Syarif (mantan pimpinan KPK), dan Kurniawan Dwi Yulianto (mantan pemain timnas).

Kaleidoskop 2022: Malam Minggu Memilukan di Kanjuruhan
Aparat keamanan mengusir suporter yang masuk lapangan.

Lima hari setelah peristiwa memilukan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan tersangka tragedi Kanjuruhan, Kamis (6/10/2022) malam. Total sebanyak enam orang dinyatakan sebagai tersangka.

Mereka adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Akhmad Hadian Lukita, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi. Selain itu, Ketua Panpel Arema Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno.

Kapolri juga menyatakan, Stadion Kanjuruhan Malang dinyatakan tidak layak fungsi ketika tragedi terjadi. Atas dasar itu, Hadian dinyatakan sebagai tersangka.

”Saudara AHL Direktur Utama PT LIB di mana pertanggungjawabannya untuk memastikan stadion layak fungsi. Namun, persyaratan belum dicukupi dan menggunakan hasil 2020 untuk sertifikat layak fungsi,” tutur Kapolri.

”Ada besi melintang 5 cm yang mengakibatkan penonton menjadi terhambat saat harus lewati pintu. Ini diperparah dengan jumlah suporter yang sangat banyak. Penumpukan suporter pun terjadi. Terjadi desakan-desakan dan ada sumbatan di pintu hampir 20 menit,” ujar Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Kaleidoskop 2022: Malam Minggu Memilukan di Kanjuruhan
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Penyebab lainnya adalah jumlah penonton masuk melebihi kapastitas. Dari seharusnya 38.000 tiket namun panpel menjual 42.000 tiket.

Kemudian, PT LIB juga terbukti menolak permintaan Panitia Pelaksana (Panpel) dan Polres Malang untuk memajukan jam pertandingan dari pukul 20.00 menjadi pukul 15.00 WIB.

”Pada 12 September panitia Arema mendapat rekomendasi untuk pertandingan yang dilakukan 1 Oktober. Polres Malang menanggapi panitia pelaksana dan meminta mengubah jam pertandingan menjadi pukul 15.00 dengan pertimbangan keamanan,” tutur Listyo Sigit Prabowo.

Sedangkan menurut Mahfud, korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh tembakan gas air mata.

Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, napasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama, desak-desakan, mati.

"Jadi, penyebabnya ya gas air mata,” kata Mahfud saat menjadi pembicara pemaparan survei LSI bertajuk “Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegakan Hukum dan Persepsi terhadap Kasus Kanjuruhan”, Kamis (20/10/2022).

Mahfud mengaku tidak peduli dengan jumlah kandungan kimia yang mematikan dalam gas air mata. Menurutnya, hal itu tidak penting. “Bukan kimianya yang menyebabkan, tetapi penembakannya yang menyebabkan orang panik kemudian berdesak-desakan dan mati,” kata Mahfud.

Masuk Sejarah Buruk Dunia
Banyaknya korban meninggal ini kemudian membuat tragedi Kanjuruhan masuk dalam tragedi paling memilukan di dunia dalam pertandingan sepak bola.

Jumlah tersebut menjadikan tragedi Kanjuruhan Malang sebagai tragedi sepak bola dengan jumlah korban tewas kedua terbanyak sepanjang sejarah di dunia. Yang terbanyak adalah tragedi Estadio Nacional di Lima, Peru, dalam laga Peru melawan Argentina 1964. Tecatat 328 orang meninggal dunia dan 500 lainnya terluka.

Kaleidoskop 2022: Malam Minggu Memilukan di Kanjuruhan
10 tragedi sepak bola dengan jumlah korban tewas terbanyak.


Jokowi menyampaikan dukacita dan berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali. "Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yg akan datang," kata Jokowi, Minggu (2/10/2022).

Tidak hanya itu, imbas dari tragedi ini adalah dilakukannya transformasi sepak bola Indonesia secara keseluruhan, termasuk para pemangku kepentingan.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan, dia dan Presiden FIFA sepakat melakukan transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Memastikan seluruh aspek pertandingan sesuai dengan standar keamanan pertandingan yang ditetapkan oleh FIFA.

"Baik penonton dan pemain harus terjamin keamanan dan keselamatannya. Untuk itu kita sepakat mengkaji kembali kelayakan stadion dan juga menerapkan teknologi untuk membantu mitigasi aneka potensi yang membahayakan penotnon maupun pemain," papar Jokowi.

"Pemerintah bersama FIFA juga bersepakat untuk memastikan Piala Dunia U-20 FIFA di Indonesia dapat berjalan dengan baik," ungkap Jokowi.

Langsung sigapnya sikap pemerintah dan juga pendekatan yang dilakukan ke FIFA membuat Indonesia selamat dari sanksi.

Presiden FIFA, Gianni Infantino bahkan menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai peristiwa tergelap dalam sepak bola.

“Ini adalah tragedi yang membuat kita semua syok. Peristiwa itu adalah hari tergelap sepak bola dan kami, bersama Bapak Presiden Jokowi, menyampaikan duka cita kepada keluarga dan orang-orang yang merasa kehilangan,” kata Gianni Infantino saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Sedangkan kasus ini sendiri akhirnya masuk ke jalur hukum meski hingga pergantian tahun belum juga sampai ke meja hijau. Berkas perkara mantan Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita, misalnya, dikembalikan ke polisi karena dinilai belum lengkap.

Jaksa penuntut umum dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menilai dalam berkas tersebut belum terpenuhi niat perbuatan jahat atau mens rea dari tersangka. Akhmad Hadian Lukita dilepas karena alasan masa penahanannya sudah habis. 

Penanganan kasus ini membuat keluarga korban dan Aremania menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menuntut keadilan. Aksi itu digelar dengan menutup 30 titik jalan protokol maupun jalan antarprovinsi dan exit Tol Singosari Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Aksi ini merupakan gerakan perlawanan Aremania kepada aparat kepolisian dan pemerintah yang dinilai belum memenuhi rasa keadilan terhadap 135 korban meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka hingga cacat permanen akibat terkena tembakan gas air mata anggota kepolisian.

Puluhan korban dan keluarga korban berbondong berangkat ke Jakarta untuk mencari keadilan. Mereka melaporkan ke Bareskrim Polri. Kasus ini akan bergulir ke 2023. Semoga keadilan ditegakkan sehingga duka para korban dan persepakbolaan Tanah Air tidak tercoreng dua kali. 



Sumber: BeritaSatu.com

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1033766
1033765
1033748
1033700
1033763
1033764
1033745
1033742
1033694
1033760
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon