Sabtu, 1 April 2023

Konsistensi Mengatasi Banjir Jakarta

Bernadus Wijayaka / AB
Jumat, 13 Januari 2023 | 08:22 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Ketika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan cuaca ekstrem yang bakal melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023, warga Jakarta dan sekitarnya kembali dibayangi bencana banjir besar seperti yang terjadi pada 2002, 2007, serta awal 2020.   

Kekhawatiran akan bencana banjir besar kembali terulang tak pernah pupus dari benak warga Ibu Kota. Pasalnya, proyek utama untuk mengatasi banjir Jakarta hingga kini belum sepenuhnya rampung Dari empat proyek utama untuk mengatasi banjir Jakarta, baru satu yang tuntas, yakni pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tiga proyek lainnya, yakni merampungkan sodetan Ciliwung di Jakarta Timur, membangun tanggul raksasa di Jakarta Utara, dan melakukan normalisasi 13 sungai di Jakarta, tak mengalami kemajuan berarti. 

Ketika meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Jumat (23/12/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya konsistensi penyelesaian proyek pengendalian banjir Jakarta. Pertama, normalisasi 13 sungai di Jakarta. Kedua, manajemen pemompaan yang ada di waduk-waduk di Jakarta, serta ketiga, penyelesaian pembangunan tanggul laut, serta keempat, sodetan Ciliwung menuju ke Banjir Kanal Timur (BKT).

Jokowi yang pernah menjadi gubernur DKI Jakarta pada 2012-2014 menegaskan siapa pun yang menjadi gubernur DKI Jakarta harus konsisten menyelesaikan normalisasi 13 sungai di Jakarta.

"Kalau tidak selesai, sampai kapan pun Jakarta akan selalu banjir. Siapa pun gubernurnya, harus konsisten menyelesaikan," tegasnya.

Konsistensi Mengatasi Banjir Jakarta
Infografik upaya atasi banjir Jakarta.

Bendungan dan Sodetan
Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering yang pembangunannya dimulai sejak 2016. Bendungan ini bisa menampung kurang lebih 6,05 juta meter kubik air. Bendungan Ciawi memiliki luas genangan hingga 39,40 hektare dan mampu menampung volume air hingga 6,05 juta meter kubik. Bendungan itu dapat mereduksi air Sungai Ciliwung sebelum sampai ke Jakarta dengan kapasitas 111,75 meter kubik per detik.

Bendungan Sukamahi dibangun di atas lahan seluas 5,23 hektare dan ditargetkan dapat mereduksi air 15,47 meter kubik per detik. Bendungan ini mereduksi air dari beberapa anak sungai yang mengalir ke Ciliwung, seperti Sungai Sukabirus.

Kedua bendungan didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.

Selain memiliki manfaat sebagai induk sistem pengendalian banjir Jakarta, kedua bendungan juga bisa dijadikan tempat wisata atau taman ekowisata.

Jokowi mengaku sudah membisiki Heru Budi Hartono untuk menyelesaikan proyek sodetan Ciliwung menuju BKT.

"Tadi saya sudah bisiki ke Pak (Pj) Gubernur DKI kalau Bendungan Sukamahi, Bendungan Ciawi, ditambah selesainya sodetan dari Ciliwung ke BKT, yang sekarang ini masih proses pembebasan lahan, kami harapkan bulan Maret juga sudah selesai, akan mengurangi banyak sekali wilayah yang sebelumnya tergenang menjadi tidak," kata Jokowi.

Heru Budi Hartono menyebut Bendungan Ciawi dan Sukamahi merupakan bendungan kering yang mampu mereduksi debit air Sungai Ciliwung ketika musim penghujan tiba. Kedua bendungan dibangun sebagai bentuk kesungguhan pemerintah dalam mengatasi banjir di wilayah Jabodetabek.

"Kehadiran dua bendungan memberikan optimisme bahwa banjir di Ibu Kota bisa diupayakan penanganannya," tutur Heru.

Proyek kedua bendungan ini terdapat dalam rencana induk sistem pengendalian banjir Jakarta. Dengan fungsi khusus tersebut, kedua bendungan ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

Selain itu, pemerintah pusat bersama Pemprov DKI Jakarta telah menyelesaikan penambahan pintu air Manggarai dan Karet, serta tengah menyelesaikan sodetan Sungai Ciliwung ke BKT. Proyek sodetan Ciliwung kembali dilanjutkan pada 2021 setelah terhenti pada 2015 karena terganjal pembebasan lahan. Sodetan sepanjang 549 meter akan menambah panjang jalan air menuju BKT menjadi 1,26 kilometer.

Sumber: BeritaSatu.com

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1035793
1035792
1035791
1035790
1035789
1035788
1035778
1035787
1035786
1035785
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon