Jakarta, Beritasatu.com- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan pernikahan dini berakibat memicu stunting. Menurut Hasto, kondisi tubuh perempuan yang hamil namun belum genap berusia 20 tahun, akan berakibat pada jumlah asupan nutrisi untuk bayi di dalam kandungan.
"Perempuan yang usianya belum 20 tahun badannya masih tambah panjang, tulangnya tambah keras. Tetapi begitu dia mengandung anak di dalamnya, ada bayi di dalamnya maka kalsiumnya diambil untuk bayinya. Tulang yang harusnya tambah panjang, enggak tambah panjang. Ibunya cenderung pendek. Kemudian kurang yang tambah keras atau padat, tidak padat sehingga cenderung keropos," tegas Hasto.
"Jangan kaget kalau hamil terlalu muda besok setelah umur 50 tahun menopause, anda cepat keropos tulangnya. Hal ini penting," tambahnya.
Selain itu, Hasto menuturkan, panggul perempuan saat melahirkan harus berdiameter 10 centimeter. Sedangkan, jika anak perempun baru berusia 15 tahun sudah hamil, diameter panggulnya belum berdiameter 10 centimeter.
"Padahal bayi diciptakan kepala oleh Tuhan diameternya 9,9 hingga 9,8 centimeter. Jadi begitu dia 15, 16 tahun (sudah) hamil. Wah bahaya sekali. Kalau di kota cepat disesar, dioperasi, tapi kalau di pedalaman yg jauh kan," ungkap Hasto.
"Maka angka kematian ibu kita masih tinggi, angka kematian bayi masih tinggi itu kontribusinya dari kawin usia muda cukup signifikan," imbuhnya.
Hasto pun mengingatkan jika pernikahan dini bisa berisiko mengidap kanker rahim, dikarenakan kondisi rahim belum siap untuk berhubungan seksual.
"Kalau kita beri tahu ini saya yakin mereka (anak muda) berpikir untuk tidak berhubungan seks. Karena dia enggak ngerti. Karena itulah pentingnya pendidikan," tambah Hasto
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com