Joe Biden Tolak Beri Jet Tempur F-16 untuk Ukraina
Washington, Beritasatu.com - Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin (30/1/2023), Amerika Serikat tidak akan memberikan jet tempur F-16 ke Ukraina, setelah Kyiv memperluas daftar persenjataan yang dibutuhkan untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayah pendudukan.
"Tidak," katanya ketika ditanya oleh wartawan di Gedung Putih apakah dia mendukung pengiriman F-16 atau lainnya, setelah AS, Jerman, dan negara-negara lain sepakat untuk meningkatkan persenjataan Ukraina dengan menyediakan tank tempur berat.
Tetapi para pemimpin Eropa mengatakan, mereka terbuka untuk gagasan itu, bahkan jika Ukraina belum secara resmi meminta pesawat tempur canggih dari sekutunya untuk perang.
Analis percaya baik Ukraina dan Rusia bersiap untuk gerakan ofensif yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang dan pesawat Barat dapat meningkatkan kekuatan Kyiv, dengan angkatan udaranya sendiri secara signifikan terkuras oleh perang selama 11 bulan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Senin bahwa dia tidak akan mengesampingkan pemberian pesawat tempur ke Ukraina tetapi memperingatkan risiko eskalasi konflik.
Macron telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, yang telah melontarkan gagasan untuk mengirim F-16 Belanda ke Ukraina.
"Pada prinsipnya tidak ada yang dikecualikan," kata Macron.
Setiap pengiriman senjata "tidak boleh melemahkan kapasitas angkatan bersenjata Prancis," katanya, seraya menambahkan bahwa Prancis harus yakin bahwa senjata tersebut tidak akan digunakan untuk menyerang di dalam Rusia, yang dapat meningkatkan perang.
"Tidak ada pantangan tapi itu akan menjadi langkah besar," kata Rutte.
Dengan persediaan amunisi artileri Ukraina yang sangat menipis, Prancis dan Australia pada Senin mengumumkan kesepakatan untuk bersama-sama memproduksi peluru 155mm untuk pasukan Kyiv.
"Beberapa ribu selongsong 155mm akan diproduksi bersama," kata Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu.
“Ada beberapa kemampuan unik yang ada di Australia dan beberapa sinergi yang dapat dicapai oleh kerja sama Australia dan Prancis dalam kaitannya dengan pasokan amunisi ini,” kata timpalannya dari Australia Richard Marles.
Sementara itu, di Seoul, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Korea Selatan untuk "meningkatkan" dukungan militer untuk Ukraina , menyarankan untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik.
Ada "kebutuhan mendesak akan lebih banyak amunisi," kata Stoltenberg.
"Sangat penting bahwa Presiden Putin tidak memenangkan perang ini," tegasnya.
Sumber: AFP
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
Biden Tanda Tangan UU yang Mendeklasifikasi Laporan Intelijen AS Terkait Asal-usul Covid-19
INTERNASIONALBERITA TERKINI
Waspada! Jabodetabek Diguyur Hujan Lebat Rabu Malam Ini
Kebakaran di Sintang Hanguskan Delapan Unit Ruko
Tim Hisab Rukyat Kemenag: Insyaallah Malam Ini Tarawih
Riko Okelo Rilis Single Beautiful in Bali Untuk Orang Bernyali
Kemenag Sebut Ramadan di Hampir Seluruh Dunia Jatuh 23 Maret 2023
Gejolak Harga Komoditas Pengaruhi Target PNBP 2023
Heru Budi Rombak Pejabat Pemprov DKI, 4 Jabatan Kepala Dinas Dilelang
Tertutup Awan, Hilal Tidak Terlihat dari Langit Balikpapan
