Bom di Masjid Markas Polisi Pakistan, Korban Tewas Jadi 87 Orang
Peshawar, Beritasatu.com – Korban tewas akibat serangan bom di masjid markas polisi Peshawar, Pakistan pada Senin (30/1/2023) bertambah menjadi 87 orang. Jumlah korban tewas bertambah dari sebelumnya 61 orang karena penemuan jenazah-jenazah yang tertimbun reruntuhan.
Pihak keamanan melakukan investigasi serangan bom di masjid ini. Mengingat, masjid tersebut berada di dalam area markas polisi dengan keamanan tinggi dan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaku bom masuk.
PM Pakistan Shehbaz Sharif dan para pemimpin dunia mengutuk serangan hari Senin tersebut, yang merupakan salah satu aksi kekerasan yang terburuk di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Taliban Pakistan membantah terlibat serangan bom di masjid ini setelah klaim awal oleh salah satu komandannya.
"Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang menjalankan tugas membela Pakistan," kata PM Shehbaz Sharif. Dia mengumumkan hari berkabung nasional.
Pada hari Selasa (31/1/2023), tim penyelamat masih berjuang untuk mengevakuasi jemaah yang terkubur di reruntuhan, dengan seorang juru bicara mengatakan kepada BBC bahwa operasi akan dilanjutkan selama tiga jam lagi.
"Operasi penyelamatan telah berlangsung lebih dari 18 jam," kata Mohammad Bilal Faizi.
"Jenazah 20 orang lainnya telah ditemukan dan dikhawatirkan masih ada beberapa jenazah yang berada di bawah reruntuhan."
BBC melihat ambulans berlomba masuk dan keluar dari kompleks setiap beberapa menit.
Seorang juru bicara rumah sakit mengkonfirmasi bahwa lebih dari 100 orang masih terluka. Sementara itu, pemakaman telah dilakukan untuk lebih dari 20 petugas polisi, peti mati mereka dibungkus dengan bendera Pakistan.
Antara 300 dan 400 petugas polisi berada di daerah itu pada saat itu, kata kepala polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan sebelumnya kepada media setempat.
Masjid tersebut berada di salah satu daerah yang paling banyak dikontrol di kota tersebut, yang meliputi markas polisi dan intelijen serta biro anti-terorisme.
Sharif mengatakan mereka yang berada di balik serangan itu "tidak ada hubungannya dengan Islam".
Dia menambahkan: "Seluruh bangsa berdiri bersatu melawan ancaman terorisme."
Taliban Pakistan, kelompok yang terpisah dari pemerintah Taliban Afghanistan, mengakhiri gencatan senjata pada November, dan sejak itu kekerasan meningkat di negara itu.
Sumber: BBC News
Saksikan live streaming program-program BTV di sini