Pakai ChatGPT untuk Buat Makalah Dianggap Plagiarisme, Bisa Di-DO
Jakarta, Beritasatu.com - Penggunaan ChatGPT di kalangan akademik menuai kontroversi. Artificial Intelligence (AI) chatbot ini bisa digunakan untuk menulis makalah, esai, hingga skripsi atau tesis. Lalu, bagaimana etika menggunakan AI dalam mengerjakan tugas akademik?
Aditya Batara Gunawan, dosen ilmu politik Universitas Bakrie, mengatakan etika akademik melarang plagiarisme. Karya mahasiswa harus karya sendiri, tidak boleh dikerjakan dengan alat bantuan seperti kecerdasan buatan.
"Kejujuran di dunia akademik adalah hal yang utama. Salah boleh tetapi bohong tidak boleh," kata dia kepada Beritasatu.com, Rabu (1/2/2023).
Universitas-universitas menggunakan software bernama Turnitin untuk mengecek plagiarisme. Namun, menurut pengakuan seorang mahasiswa di salah satu universitas di Pittsburg, karya yang menggunakan ChatGPT dapat lolos uji plagiarisme dengan mudah. Sebagaimana dikutip dari edsurge.com, mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya itu mengakui mengerjakan tugas-tugasnya dengan bantuan AI dan dengan sedikit suntingan.
"Di Universitas Bakrie, similarity index (indeks mengukur plagiarisme) untuk tugas kuliah maksimal 20%, skripsi 10%. Namun, Turnitin juga banyak kelemahannya, khususnya untuk artikel Bahasa Inggris yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia," kata Aditya.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini