Korban Tewas Bom di Masjid Jadi 101 Orang, Warga Peshawar Khawatir Serangan Lain
Peshawar, Beritasatu.com – Jumlah korban tewas akibat bom di masjid markas polisi di barat laut Pakistan bertambah menjadi 101 orang, dan telah membuat warga Kota Peshawar menjadi khawatir kemungkinan ada serangan bom bunuh diri yang lain.
Diduga, seorang pembom bunuh diri menyelinap tanpa terdeteksi ke dalam markas polisi yang sangat sensitif dan meledakkan bahan peledak di antara deretan jemaah di kompleks masjid pada hari Senin (30/1/2023), menyebabkan tembok runtuh dan menimbun petugas.
Bom di masjid ini adalah serangan paling mematikan di Pakistan dalam lima tahun dan kembali ke lebih dari satu dekade yang lalu ketika Peshawar, sebuah kota di dekat bekas daerah kesukuan yang berbatasan dengan Afghanistan, menjadi pusat militansi yang merajalela.
"Ketakutan utama adalah serangan kedua, ledakan lain ... seorang pembom bunuh diri mungkin meledakkan dirinya sendiri di pasar," kata Naeemullah Jan, 55 tahun, seorang kontraktor bangunan di kota itu, Rabu (1/2/2023).
Kepala polisi kota mengatakan bom di masjid itu adalah serangan balas dendam terhadap pasukan polisi yang berada di garis depan memerangi kebangkitan militansi sejak Taliban Afghanistan berkuasa.
Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana pelanggaran keamanan besar dapat terjadi di salah satu daerah yang paling dikontrol ketat di kota itu, perumahan biro intelijen dan kontra-terorisme, dan bersebelahan dengan sekretariat daerah.
"Hidup di kota menjadi sulit. Polisi menghentikan kami di setiap pos pemeriksaan," kata Faisal Khan (39), seorang penjual yang mengatakan dia sekarang menghindari pergi ke masjid dan salat di rumah .
Peshawar, ibu kota provinsi Khyber Pakhtunkhwa, seperti sebagian besar wilayah yang terkena dampak parah gelombang kekerasan mengerikan yang dilakukan oleh Taliban Pakistan setelah mereka muncul pada 2007.
Serangan bertahun-tahun terhadap sekolah, warga sipil, dan tempat ibadah, akhirnya diakhiri dengan operasi pembersihan militer yang dimulai pada 2014, mendorong pemberontak ke perbatasan pegunungan dan pergi ke Afghanistan.
Kekerasan menurun drastis hingga penarikan pasukan AS dan NATO di Afghanistan pada tahun 2021 menyebabkan kembalinya Taliban di Kabul, yang membuat kelompok-kelompok militan semakin berani di wilayah perbatasan.
Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), kembali dengan strategi baru, menargetkan pasukan keamanan dalam serangannya.
Kelompok tersebut tidak menyatakan bertanggung jawab atas insiden bom di masjid minggu ini, tetapi polisi sedang menyelidiki apakah pelakunya adalah afiliasi TTP.
"Dulu saya merasa aman di dekat polisi, sekarang ketika mobil polisi atau petugas lewat di dekat saya, hati saya takut mereka akan diserang dan saya juga akan terluka," kata Muhammad Haneef Awan (55) tahun, kepada AFP. .
Sumber: AFP
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan